Inilah Beda Petugas Toilet Jujur dengan Irman Gusman soal Uang Rp 100 Juta

Paling tinggi, dia mendapat Rp 4,3 juta per bulan. Itu termasuk insentif penghargaan karena mengembalikan barang temuan. Nilainya Rp 300 ribu, diberikan setiap tiga bulan.
Dari penghasilan itulah, dia bisa bertahan di ibu kota dan mengirimi orang tuanya uang secara rutin tiap bulan. Nilainya Rp 500 ribu-Rp 1 juta.
Kejujuran Mulyadi soal uang Rp 100 juta itu seolah kontras dengan Ketua DPD Irman Gusman yang kini menjadi tersangka suap karena menerima uang Rp 100 juta dari pengusaha bernama Xaveriandy Sutanto dan istrinya, Memi. Suap itu diduga agar Irman membantu Xaveriandy dan Memi selaku bos CV Semesta Berjaya dalam mendapatkan kuota impor gula Bulog untuk wilayah Sumbar.
Ketua DPD Irman Gusman saat digiring ke mobil tahanan KPK, Sabtu (17/9) malam. Foto: Miftahul Hayat/Jawa Pos
Sebagaimana penuturan Wakil Ketua KPK La Ode M Syarief, Jumat (16/9) sekitar pukul 22.15, Xaveriandy bersama Memi dan Willy Sutanto datang ke rumah dinas Irman di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan. Pukul 00.30, Xaveriandy, Memi dan Willy keluar dari rumah Irman.
Petugas KPK menghampiri mobil mereka yang diparkir di halaman rumah dinas. Ketiganya diajak masuk kembali ke rumah dan diminta menemani petugas KPK menemui Irman.
Petugas KPK meminta Irman menunjukkan bungkusan berisikan Rp 100 juta. Dia lantas masuk ke kamar dan keluar membawa uang hasil suap pecahan Rp 100 ribu.
MASIH ingat nama seorang petugas cleaning service bernama Mulyadi yang berkat kejujurannya sampai membuat pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
- Gaji sebagai Honorer Langsung Dihentikan, tetapi Bikin Senang
- Kasus Viral Ini Harus jadi Pelajaran Seluruh PPPK, Jangan Main-main
- Sidang Dakwaan Mbak Ita, Jaksa KPK Soroti Peran Suaminya sebagai Perantara
- Penyebab Utama Kartu Tes PPPK Tahap 2 Belum Bisa Dicetak, Jangan Panik ya
- Jaksa KPK Tuding Mbak Ita Potong Hak ASN Pemkot Semarang
- Heboh Pengeroyokan di Kantor Polsek, Kapolda Riau Langsung Copot Jabatan Anak Buah