Inilah Fakta-Fakta Penyebab Banjir Bandang di Sentani
Lokasi-lokasi tersebut merupakan dataran banjir (flood plain) dan berada di lereng kaki perbukitan yang terjal.
"Wilayahnya itu kan hamparan banjir (flood plain). Jadi jika ada hujan deras, daerahnya lereng, akan mengalir air dari situ menuju ke tempat pemukiman itu," imbuh Putera.
BACA JUGA : Instruksi Presiden Jokowi Terkait Banjir Bandang Sentani
Luas daerah tangkapan air (DTA) di lokasi tersebut mencapai 15.199,83 hektar. Putera menyampaikan, luapan air Sungai Sereh/Tahara dan Sungai Kemiri masuk ke DAS Sentani yang berhulu di Cagar Alam Pegunungan Cycloop.
Daerah Hulu Rawan Longsor Alami
Wilayah hulu yang terdiri dari batu dan tanah mengakibatkan rawan longsor alami jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Ditambah sering terjadinya gempa di wilayah Papua. Menurut Putera, pepohonan yang terbawa arus banjir tercabut hingga akar karena sudah sering terkena dampak longsor alami.
"Faktor tutupan hutan di DAS Sentani terhitung baik dan berkisar 55% dari total area DAS. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pohon yang tercabut dari akarnya, serta adanya longsor pada area hulu DTA (daerah terdampak)," jelasnya.
Muara Sungai yang Kecil
Banjir bandang menerjang wilayah sekitar Sentani dan mengakibatkan puluhan warga meninggal dan hilang.
- Menteri LH Minta Kepala Daerah Berkomitmen Menuntaskan Permasalahan Sampah
- 5 Persemaian Skala Besar Diresmikan untuk Mendukung Rehabilitasi Hutan dan Lahan
- Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
- Menteri LH Hanif Faisol Terjun Langsung Bersihkan Sampah di Kali Cipinang
- Prabowo Subianto Pecah KLHK jadi 2 Kementerian Berbeda
- Ini Deretan Keberhasilan yang Dicapai KLHK Selama 10 Tahun Dipimpin Menteri Siti Nurbaya