Inilah Hasil Riset Kantar Worldpanel Indonesia tentang Tren Konsumsi FMCG
Di sisi lain, perlambatan pertumbuhan di industri FMCG ini juga memengaruhi kebiasaan berbelanja di rumah tangga Indonesia. Menurut data Kantar Worldpanel, ada kesamaan para rumah tangga di Asia termasuk Indonesia di dalam kebiasaan belanja mereka, yakni mengurangi frekuensi belanja namun meningkatkan kuantitas pembelian per pembelanjaan.
“Kategori yang dibeli tahun ini lebih sedikit dibandingkan dengan tahun lalu. Jika tahun lalu rata-rata orang berbelanja sekitar 48 kategori, untuk tahun ini mereka berbelanja sekitar 46 kategori. Tampak sekali mereka lebih berhati-hati di dalam berbelanja,” ujar Nadya Ardianti, Insight Director Kantar Worldpanel Indonesia.
Karena itu, dengan berkurangnya frekuensi berbelanja tiap rumah tangga, pemain FMCG diharapkan untuk memastikan distribusi, ketersediaan barang, dan mempertahankan penempatan yang mudah diliat konsumen pada rak-rak retailer.
Hal lainnya terkait dengan tren konsumen yang lebih tertarik dengan berbagai promosi yang ditawarkan. Untuk beberapa negara Asia Tenggara yang memiliki persentase pusat perbelanjaan modern yang besar, konsumen cenderung untuk lebih tertarik dengan berbagai promosi yang ditawarkan, seperti halnya di Malaysia (dengan tingkat kontribusi Modern Trade yang lebih besar dari 60%).
Bahkan, menurut hasil riset di modern trade, pembelanjaan yang terjadi pada saat promosi di modern trade, terjadi sekitar 17% dari jumlah pembelanjaan dalam setahun. Pertumbuhannya meningkat sebesar 30% dibandingkan dengan tahun 2013.
“Perubahan kebiasaan belanja dengan membeli packsize yang lebih besar telah terlihat dari tahun sebelumnya. Tetapi kini trennya terlihat menurun,” ujar Nadya.
Dikatakan, kebiasan belanja ini juga terpengaruh dengan masuknya era digital saat ini. Menurut data dari Kantar Worldpanel e-commerce, pada 2025, e-commerce market untuk consumer good, akan double dibandingkan dengan keadaan saat ini. Untuk beberapa negara, seperti China, kontribusi pembelian produk FMCG melalu online adalah sekitar 15%, dan di Korea sekitar 30%.
Berbeda halnya di Indonesia, dimana maraknya pembelian melalui online, biasanya untuk fesyen dan juga barang elektronik. Sedangkan pembelian online untuk pembelian produk consumer good masih cenderung sangat kecil. Konsumen masih lebih memilih untuk berbelanja konvensional dengan mendatangi pusat perbelanjaan.
JAKARTA - Di tengah kondisi perekonomian yang belum menggembirakan, pasar industri Fast Moving Consumer Good (FMCG) Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024