Inilah Jurus Misbakhun Pertahankan Eksistensi sebagai Politikus
Misbakhun menambahkan, posisinya dibiarkan begitu saja karena PKS kala itu merupakan partai pendukung pemerintah. Dia tetap kehilangan jabatannya sebagai anggota DPR.
Tapi, Misbakhun percaya bahwa politik juga persoalan momentum. Politik bukan seperti perang dengan doktrin kill or to be killed yang membuat pihak kalah berarti tak punya masa depan.
“Kalau di politik Indonesia, ada istilah nyawa politisi melebihi kucing. Dia bisa hidup, mati, hidup, mati, hidup lagi," katanya.
Hingga akhirnya Misbakhun hijrah ke Golkar. Pada Pemilu 2014, Misbakhun sebagai calon legislatif (caleg) Golkar ternyata kembali lolos ke DPR dari daerah pemilihan Jawa Timur II yang meliputi Pasuruan dan Probolinggo. Dia mengulangi kesuksesannya melaju ke Senayan saat menjadi caleg PKS pada Pemilu 2009.
Dari dua pemilu dan dua partai politik pula Misbakhun merasakan bahwa pertarungan keras malah terjadi di internal partai yang menaunginya. Tapi, katanya, sebagai politikus tetap harus pandai-pandai bersiasat.
“Walau bukan kondisi ideal, tapi itu harus bisa kita lewati. Pertarungan paling keras adalah pertarungan internal partai," katanya.
Tapi ada jurus lain yang membuat Misbakhun bisa meraup simpati pemilih. Yakni dengan serajin mungkin menemui pemilih.
Simpati pemilih tidak hanya menjadikan calon legislatif punya peluang lolos dalam pemilu, tetapi juga punya daya tawar lebih kuat di internal partai. Sebab, partai tentu tak mau melepas kadernya yang punya basis pemilih.
JAKARTA - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menggelar silaturahmi kerja nasional (Silaknas) 2016 yang berlangsung sejak Kamis (8/12) hingga
- KAI Properti Dukung Pelestarian Lingkungan Melalui Aksi Tanam Pohon
- Mbak Rerie: Pembangunan Kebudayaan Bukan Langkah yang Mudah, Butuh Dukungan Semua Pihak
- Saleh Ingatkan Pemerintah Waspada soal Defisit BPJS Kesehatan
- Gegara Dilarang Pakai Narkoba, RR Tega Aniaya Istri Hingga Tewas
- Mengisi Kuliah Umum di Politeknik PU, AHY Bicara Program Makan Bergizi Gratis
- Tidak Elok KPK Mencari Kesalahan, Apalagi Merangkai Cerita Demi Menarget Orang