Inilah Kelemahan UU Antiteror Sekarang Menurut Polri
jpnn.com, JAKARTA - Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, revisi Undang-undang Antiteror harus segera disahkan. Pasalnya ada sejumlah kelemahan yang tak sesuai dengan keadaan saat ini.
Menurut Setyo, UU yang ada saat ini menghambat polisi untuk bergerak jika pelaku sudah terbukti sebagai pelaku terorisme.
"Kewenangan mencegah pelaku dalam aksi sangat lemah," ujar Setyo di Mabes Polri, Rabu (23/5).
Setyo lantas mengungkapkan, RUU 15 Tahun 2003 tentang terorisme pertama diajukan sejak terjadinya bom Thamrin, tetapi hingga kini belum juga disahkan.
Dia berharap, RUU yang terbaru dapat memberikan wewenang lebih pada Polri untuk melakukan fungsi pencegahan. "Penanganan terpadu dan efektif butuh payung hukum yang lebih kuat," ujarnya.
Jenderal bintang dua ini menuturkan, ada beberapa materi perdebatan yakni Pasal 1 Ayat 1 tentang definisi giat terorisme. Lalu, Pasal 25 Ayat 2 tentang perpanjangan penahanan untuk terduga teroris. Kemudian Pasal 31 Ayat 1 B tentang penyadapan terhadap terduga teroris.
“Kemudian, pembahasan ujaran kebencian juga perlu dimasukkan untuk memperkuat UU ITE," tandas dia. (mg1/jpnn)
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, revisi Undang-undang Antiteror harus segera disahkan.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Wamendes Riza Patria Dorong Pemuda Desa Proaktif Sukseskan Makan Bergizi Gratis
- Fraksi PKS Mendukung Penuh Program Makan Bergizi Gratis Demi Menuju SDM Berkualitas
- Bahas Kerugian Negara dalam Kasus Korupsi Timah, PERPAT Bangka Belitung Ajukan RDP
- Program Makan Bergizi Gratis Dimulai, Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Peringatkan Ini
- Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2, Ada Honorer Perlu Penanganan Lebih Khusus
- Tenaga Non-ASN Database BKN yang TMS di Seleksi PPPK Perlu Tahu Info Ini