Inilah Kesan Bu Mega tentang KH Hasyim Muzadi

jpnn.com, JAKARTA - Wafatnya Kiai Hasyim Muzadi meninggalkan duka mendalam di benak Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Presiden RI Kelima itu menyebut sosok Kiai Hasyim telah menyuguhkan wajah Islam yang teduh.
"Beliau sosok yang mampu menciptakam suasana damai di tengah berbagai perbedaan. Selain dikenal pandanganya yang moderat, toleran dan penuh welas asih, Kiai Hasyim juga mampu menjadikan diri beliau sebagai jembatan persaudaraan umat beriman,” ujar Megawati dalam siaran pers ke media, Kamis (16/3).
Megawati meyakini pandangannya soal Kiai Hasyim juga dirasakan tokoh lainnya. “Berbagai tokoh agama dan kepercayaan merasakan kebijaksanaan beliau," tuturnya.
Megawati Soekarnoputri dan KH Hasyim Muzadi. Foto: dokumen JPNN.Com
Megawati dan Kiai Hasyim memang punya ikatan batin. Keduanya pernah bertandem pada Pemilu Presiden 2004.
Putri Proklamator RI Bung Karno itu bahkan menyebut Kiai Hasim sebagai sahabat sejati. "Kami terus menjaga persahabatan dan sering menghadiri acara yang digagas beliau,” tutur Megawati.
Lebih lanjut Megawati menceritakan pengalamannya ketika harus mengajak Hasyim ikut menyelesaikan ketegangan bernuansa agama di Thailand Selatan. Megawati saat menjadi presiden memang pernah dimintai tolong oleh Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra terkait persoalan konflik bernuansa agama di Negeri Gajah Putih itu.
Wafatnya Kiai Hasyim Muzadi meninggalkan duka mendalam di benak Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Presiden RI Kelima itu menyebut
- Rayakan 70th KAA, Usman Hamid And The Blackstones Bawakan Album Baru Kritik Sosial
- Megawati Usulkan KAA Jilid II Bahas Kondisi Global dan Kemerdekaan Palestina
- Brando PDIP Minta Dispenda Kawal Ketat Kebijakan Pramono Turunkan Tarif BBM Kendaraan untuk Warga Jakarta
- Maqdir Sebut KPK Bangun Narasi Keliru Soal Peran Hasto dalam Kasus Harun Masiku
- Bikin Surat Lagi, Hasto Kian Yakin Perkara yang Menjeratnya sebagai Pengadilan Politik
- Sidang Lanjutan Hasto Kristiyanto Dihadiri Elite PDIP, Kepala Daerah, dan Keluarga