Inilah Korban Penembakan di Kantor ‘Charlie Hebdo’

Keluarganya pindah ke Perancis pada tahun 1946, 10 tahun setelah sang ayah dibunuh oleh mantan karyawannya yang tidak puas.
Georges belajar arsitektur di Paris sebelum beralih menggambar kartun.
Ia mulai berkontribusi di majalah Hara-Kiri pada tahun 1960 dengan kartun politik dan komik.
Gambarnya mengejek romansa dan seksualitas serta juga menarget para politisi, khususnya politisi sayap kanan Perancis ‘Jean Marie Le Pen’ dan mantan presiden Perancis Francois Mitterrand.
Selama pemberontakan mahasiswa Perancis tahun 1968, ia mendirikan majalah satir L'Enrage dengan kartunis terkenal Perancis lainnya, Maurice Sinet, atau sinus.
Selain Charlie Hebdo, karyanya muncul di surat kabar Liberation, mingguan Paris-Match dan L'Echo des Savanes.
Ia juga membuat ilustrasi beberapa buku.
Kartunis, Bernard Verlhac
Dua belas korban penembakan di kantor koran satir yang bermarkas di Paris, ‘Charlie Hebdo’ meliputi sang pendiri surat kabar, editor,
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia