Inilah Lima Inkonsistensi Jessica versi Ahli Psikiatri Forensik
jpnn.com - JAKARTA - Saksi Ahli Psikiatri Forensik dari Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) Natalia Widiasih Rahardjanti yang dihadirkan oleh paksa penuntut umum (JPU) dalam sidang lanjutan pembunuhan Wayan Mirna di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/8).
Dalam kesempatan tersebut, Natalia memberkan lima inkonsisteni terdakwa Jessica Kumala Wongso.
Menurut Natalie, saat diwawancara oleh tim psikiatri ada beberapa jawaban yang berbeda dengan kenyataan yang didapat dari berbagai sumber. "Ada lima inkonsistensi yang kami dapatkan saat mewawancarai Jessica," ucap Natalia di depan Majelis Hakim, Kamis (18/8).
Pertama, saat ditanya saat Mirna meregang nyawa ikut membantu, Jessica menjawab iya.
"Jessica menjawab iya, dia mengoncang-goncangkan tubuh Mirna. Tapi saat kami kroscek di CCTV nyatanya tidak," terang Natalia.
Kedua, pada saat Mirna dimakamkan, Jessica menurut salah satu saksi ahli,Hani Boon Juwita, tidak bisa datang karena dalam kondisi sakit asma. "Tapi saat kami wawancarai, Jessica mengaku asmanya tidak pernah kambuh," jelas Natalia.
Ketiga, saat Mirna akan dimakamkan, Jessica pun mengaku sedang dirawat inap. "Lagi Jessica menunjukan inkonsistennya, saat itu dia bilang tidak dirawat. Berbeda dengan hasil transkip Jessica ke Hani yang bilang sedang dirawat," ungkap Natalia.
Keempat, uUsai Mirna dikebumikan, sambung Natalie, Jessica mengaku Hani tidak pernah menghubungi dirinya dengan alasan dilarang oleh keluarga Mirna.
JAKARTA - Saksi Ahli Psikiatri Forensik dari Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) Natalia Widiasih Rahardjanti yang dihadirkan oleh paksa penuntut
- LBH Semarang Sebut Penembakan Sewenang-wenang oleh Polisi Tidak Bisa Dibenarkan apa pun Alasannya
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak