Inilah Penjelasan di Balik Prakiraan Gunung Agung Segera Meletus

Jika para pakar gunung berapi mengatakan, Gunung Agung di Bali "sangat mungkin" meletus dalam hitungan jam atau hari, itu karena getaran tremor yang terekam seismograf menunjukkan peningkatan tajam dalam beberapa hari belakangan.
Stasiun pemantau secara rutin mengumpulkan data tentang getaran tremor di dalam gunung, dengan garis merah runcing mencatat naik turunnya kondisi Gunung Agung dari hari ke hari.
Tapi dua minggu yang lalu, garis merah itu melonjak tajam, yang menurut para ahli merupakan tanda sebuah letusan akan segera terjadi.
Profesor Emeritus Richard Arculus dari Universitas Nasional Australia (ANU), mengatakan, ada kemungkinan gunung berapi itu meletus pada akhir minggu ini.
"Sekitar 70 sampai 80 persen dalam beberapa hari, mungkin 90 persen dalam beberapa minggu sampai berbulan-bulan, tapi saya meninggalkan 10 persen jika tidak terjadi - jadi kemungkinannya ada, tapi apakah itu berlanjut ke letusan atau tidak masih belum pasti," jelasnya.
Tapi ia mengatakan bahwa tipe sejenis dari krisis seismik telah diketahui terjadi di masa lalu.
"Kuncinya di sini adalah bahwa jumlah gempa bumi meningkat dan tingkat gempa yang terjadi di kerak bumi terus menerus dangkal sehingga cukup memprihatinkan dan berarti lebih mungkin meletus daripada tidak," terangnya.

AP: Firdia Lisnawati
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia