Inilah Penjelasan di Balik Prakiraan Gunung Agung Segera Meletus

Sekitar 35.000 orang telah meninggalkan zona eksklusi 12 kilometer di Bali, di mana ratusan getaran telah dirasakan dalam dua hari terakhir.
Bagan di bawah ini juga menunjukkan jumlah getaran tremor - bercak hitam besar menggambarkan di mana kondisinya berada sekarang.
Terakhir kali Gunung Agung meletus adalah pada tahun 1963 ketika lebih dari 1.000 orang tewas dan suhu global turun sedikit demi sedikit.
Profesor Arculus mengatakan bahwa kemajuan teknologi diharapkan bisa mencegah kematian tersebut.
"Kemampuan kita untuk memprediksi letusan telah meningkat drastis sejak peristiwa terakhir ini, jadi kita bisa berharap jumlah korban tewas seperti itu tidak akan terjadi lagi," ujar Prof Archus.
Ia mengatakan para ilmuwan mengamati jumlah tremor untuk menentukan kapan letusan tersebut bisa terjadi.
Alat ‘tiltmeters’ juga digunakan untuk menentukan apakah gunung berapi itu bersiap-siap meletus dan sifat gas-nya juga membantu para ahli untuk menentukan seberapa cepat letusannya.
"Begitu gunung berapi mulai meletuskan abu ke udara, itu pertanda buruk," kata Profesor Arculus.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia