Inilah Pentingnya Anda Harus Mempelajari CPR
jpnn.com - CARDIOPULMONARY resuscitation atau CPR merupakan teknik kompresi dada dan pemberian napas buatan untuk orang-orang yang detak jantung atau pernapasannya terhenti. Kondisi tersebut biasanya dialami oleh orang yang tenggelam atau terkena serangan jantung.
Berhentinya detak jantung memengaruhi peredaran darah yang mengandung oksigen ke otak dan organ vital lainnya. Hal ini bisa memicu kerusakan otak yang bisa mengakibatkan seseorang meninggal dalam hitungan menit. Namun dengan pemberian CPR, darah beroksigen bisa kembali mengalir ke otak dan seluruh tubuh.
Dan tentunya banyak nyawa bisa diselamatkan jika lebih banyak orang melakukan CPR segera setelah melihat seseorang terkena serangan jantung.
Untuk sampai pada kesimpulan itu, para peneliti melihat hasil dari program empat tahun di North Carolina yang menelitii bystander/mereka yang melakukan CPR.
"Selama waktu itu, kelangsungan hidup dengan fungsi otak yang baik meningkat dari 7 sampai 10 persen bagi mereka yang menerima CPR," kata pemimpin peneliti, Dr.Carolina Malta Hansen, seperti dilansir laman Health, Rabu (12/8).
Selain itu, pasien yang menerima CPR atau defibrilasi dari pengamat atau defibrilasi dari responden pertama seperti polisi atau pemadam kebakaran lebih mungkin untuk bertahan hidup.
"Intervensi dini, apakah itu oleh para pengamat atau responden pertama, dikaitkan dengan peningkatan kelangsungan hidup dibandingkan dengan EMS (darurat layanan medis)," kata Hansen.
Hansen mengatakan bahwa banyak orang enggan untuk melakukan CPR, beberapa takut konsekuensi hukum.
CARDIOPULMONARY resuscitation atau CPR merupakan teknik kompresi dada dan pemberian napas buatan untuk orang-orang yang detak jantung atau pernapasannya
- 8 Khasiat Nangka, Aman Dikonsumsi Penderita Penyakit Ini
- 5 Khasiat Air Kunyit Campur Serai, Bikin Gula Darah Tetap Normal
- 6 Manfaat Biji Pepaya, Ampuh Jaga Kesehatan Ginjal
- 7 Makanan Ini Musuh Besar Penderita Diabetes
- 7 Makanan Pemicu Sembelit
- Dunia Internasional Sudah Larang BPA, Pakar Polimer Ingatkan Risiko Kesehatan