Inilah Sebab Industri Masih Enggan Tampung Lulusan SMK
Kemendikbud Dorong Perubahan Kurikulum demi Genjot Penyerapan Tamatan Vokasi

Selanjutnya, adalah penguatan perguruan tinggi vokasi dalam melaksanakan rekognisi pembelajaran lampau di bidang prioritas, penguatan humas kemitraan industri dunia usaha dan dunia kerja, serta penyelarasan kurikulum dan sarana prasarana pendidikan vokasi dengan IDUKA. Terakhir adalah program kampus pendamping kemitraan.
"Ada tujuh program kemitraan yang diluncurkan. Namun secara keseluruhan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memiliki sekitar 40 program dengan alokasi anggaran mencapai Rp3,5 triliun," terang Dirjen Wikan.
Wikan menambahkan, penyelarasan kurikulum menjadi poin yang paling penting dalam paket 'Pernikahan Massal' pendidikan vokasi dengan IDUKA. Kurikulum harus menjamin lulusan vokasi sudah memiliki budaya kerja yang baik dan profesional ketika menamatkan studi.
"Kurikulum itu jangan sekadar hard skill, tetapi soft skill seperti attitude juga diperlukan," tegasnya.(esy/jpnn)
Kalangan industri enggan menerima lulusan SMK vokasi yang masih senang bermain-main dan ngobrol.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Perkuat Hubungan Dua Negara, Mohsein Saleh Al Badegel Pertemukan Bamsoet & KADIN Saudi
- Said Iqbal Desak Permendag 8 Dicabut karena Merugikan Usaha Lokal & Buruh
- Dukung Industri Garmen, Bea Cukai Beri Izin Fasilitas Kawasan Berikat ke Perusahaan Ini
- Kemenperin Segera Diskusi dengan Gubernur Bali soal Pelarangan AMDK di Bawah 1 Liter
- Lawatan Prabowo ke Luar Negeri Memperkuat Diplomasi Kawasan, Kemenlu: Ini Hasilnya
- Ini Peran Strategis Bea Cukai dalam Sinergi Instansi untuk Mendorong Ekonomi Daerah