Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia

Mendengar rencana pemerintah Australia yang ingin melarang anak-anak di bawah usia 16 tahun untuk menggunakan media sosial, Vironica Hadi menyambutnya dengan baik.
Vironica berasal dari Indonesia yang kini tinggal di Melbourne dan memiliki anak perempuan bernama Kezia, berusia 14 tahun.
Menurutnya rencana pemerintah Australia sejalan dengan keputusannya yang belum memberikan telepon genggam kepada putrinya, karena merasa anaknya belum memerlukan ponsel.
"Saya sangat mendukung [kebijakan] untuk mereka dibatasi dan enggak punya kebebasan untuk bisa mengakses apa pun yang mereka mau," ujar Viro.
"Karena itu akan memproteksi mereka, membuat mereka juga sadar bahwa hidup mereka bukan cuma soal media sosial dan gadget."
"Kalau dari pemikiranku, punya akses ke teknologi itu berarti kita sudah punya unlimited access ke apa pun, di mana pun," ujarnya kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.
"Banyak hal di luar sana yang padahal belum sesuai dengan kapasitas mereka sebagai anak dan remaja untuk tahu itu," tambahnya.
Pemerintah Australia ingin melarang remaja di bawah 16 tahun menggunakan media sosial dengan pertimbangan dampaknya terhadap kesehatan mental di kalangan remaja, terutama remaja perempuan.
Sejumlah ibu asal Indonesia di Australia menyetujui aturan yang akan melarang remaja Australia di bawah 16 tahun bermain media sosial
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia