Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
PM Anthony Albanese mengatakan remaja perempuan menjadi mulai membandingkan tubuhnya dengan bentuk tubuh tertentu, sementara pria remaja mendapatkan konten misoginis di media sosial.
Nuri Hinduan yang sudah 20 tahun tinggal di Australia sudah membahas rencana aturan ini dengan anak perempuannya yang sekarang duduk di kelas 9, yang juga pengguna Instagram dan Snapchat.
"Anak saya malah mengatakan bagaimana pemerintah akan menerapkannya, karena selalu ada cara mengakalinya, misalnya dengan cara mengatur tahun kelahiran," ujarnya.
Menurut Nuri penggunaan jejaring sosial bagi remaja di Australia tidak bisa dihindari, yang sudah dimulai saat pandemi COVID-19 karena menjadi salah satu cara mereka untuk bersosialisasi saat ada 'lockdown' dan aturan pembatasan sosial lainnya.
Tapi menurutnya konten media sosial juga memberikan manfaat bagi anaknya yang gemar membuat kue.
"Bisa belajar soal baking lewat Reels. Juga belajar agama, dia bisa lebih tahu soal hadits-hadits karena follow tokoh Muslim dari Inggris, misalnya."
Tapi Nuri tetap menyambut baik rencana pemerintah Australia karena beberapa kekhawatiran terkait media sosial.
"Yang ditakutkan adalah kalau ada orang tak dikenal yang mengontak," katanya.
Sejumlah ibu asal Indonesia di Australia menyetujui aturan yang akan melarang remaja Australia di bawah 16 tahun bermain media sosial
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne