Inilah Sejumlah Kisah Sulitnya Menjadi Penduduk Tetap di Australia

Dia harus melakukan tes bahasa Inggris sampai 11 kali, dengan setiap kali ujian membayar hampir Rp4 juta, dinyatakan kemampuannya "superior" sehingga dia mendapatkan poin tambahan.
Namun ketika dia mengirimkan "expression of interest", dia tidak mendapatkan informasi apa pun dari Pemerintah Australia, sampai masa berlaku untuk kualifikasinya mengajar berakhir dalam masa dua tahun.
"Saya berpendidikan, sehat dan pembayar pajak, namun tidak pernah diundang untuk melamar jadi penduduk tetap meski pun di sini selalu kekurangan guru," katanya.
Sean Dong, seorang agen migrasi di Melbourne, mengatakan untuk mendapatkan visa 189 memang sulit dalam beberapa tahun terakhir.
"Sistem imigrasi Australia memang sangat kompleks," katanya.
"Poin minimum untuk mendapatkan PR adalah 65, namun dalam dua tahun terakhir pelamar visa 189 hampir tidak ada yang mendapatkan undangan meski pun ada yang sudah memiliki 90 atau 100 poin."
"Sistem ini gagal memberikan solusi bagi pasar tenaga kerja Australia," katanya.
"Dalam hal migran dengan keterampilan lebih tinggi, kita harusnya menggunakan visa sponsor dari perusahaan untuk menerapkan berapa banyak kebutuhan yang diperlukan, bukannya berapa banyak yang berminat datang," tambahnya.
Sistem imigrasi Australia yang rumit menjadi penghalang untuk mendapatkan status 'permanent resident' atau penduduk tetap
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya