Inilah Sejumlah Penyebab Warga Australia Bergabung ISIS

"Kita suka senjata, senapan, tank, seperti layaknya sebuah permainan," ujarnya. "Tapi yang satu ini, adalah perang nyata, bukan semacam permainan perang seperti di PlayStation atau Xbox."
Menurutnya, meyakinkan pada anak-anak muda bahwa berangkat ke Suriah untuk berjuang bersama atau ISIS adalah hal yang sangat sulit.
"Karena kita punya keyakinan bahwa khalifah harus berdiri," ujarnya. "Saya sangat percaya bahwa kekhalifahan setelah Kekaisaran Ottoman akan berdiri suatu saat, tetapi saya tidak percaya bahwa ISIS adalah khalifah yang tepat."
Hizb ut-Tahrir, salah satu gerakan politik Islami, juga percaya perlu adanya pembentukan kekhalifahan. Tapi organisasi ini banyak mendapat kritikan tajam dari Perdana Menteri Tony Abbott, yang menyebut "sangat tidak Australia" dengan alasan apapun untuk membentuk organisasi teroris.
Kepolisian Federal Australia (AFP) membentuk tim yang mengurus hubungan dengan komunitas Muslim di Melbourne, pertama kalinya di tahun 2007. Model kerjasama seperti ini kemudian dibentuk juga di kota-kota lainnya.
Tujuannya adalah untuk memperkuat hubungan antara komunitas Islam dan membangun kepercayaan.
Tapi Ali Kadri, salah satu ustad dari Holland Park Mosque di Brisbane mengatakan kepercayaan ini justru terkikis saat politisi mengecam bentuk ekstremisme Islam "untuk kepentingan politik sendiri".
AFP mengatakan hubungan yang lebih baik dengan komunitas Muslim berarti kerjasama yang baik dalam penegakan hukum dan operasi polisi, seperti operasi anti-terorisme.
Di Sydney, dua pemuda mencoba pergi ke Timur Tengah untuk bergabung dengan kelompok teroris ISIS. Sementara di Melbourne, teman-teman dan keluarga
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia