Inilah Siaran Terakhir Radio Pemberontakan Bung Tomo dari Jalan Mawar
Siaran Penghabisan
Perempuan bule anak angkat Raja Bali itu lantas bergegas menemui konsul diplomatik asing yang berada di Surabaya; Denmark, Swiss, Rusia dan Swedia.
"Kuminta mereka agar bersedia membantu mengisi siaran malam itu sebagai protes terhadap pemboman," tulis K'Tut Tantri dalam Revolt In Paradise, cetakan pertama bahasa Indonesia, April 1964.
Saat itu, Bung Tomo selaku pucuk pimpinan Radio Pemberontakan sedang berada di Malang--membangun pemancar baru di sana.
Studio di Jalan Mawar dipercayakan sepenuhnya kepada K'Tut Tantri. Karena sudah akan ditinggalkan, Tantri mengundang para diplomat asing ke kantor rahasianya untuk siaran terakhir.
Dalam siaran berbahasa Inggris malam itu, Tantri mendorong para diplomat itu mengemukakan pendapat negara mereka masing-masing menyikapi tindakan tentara Sekutu yang menggila di Surabaya.
"Protes jang paling keras di antara semua jang kuinterviu adalah Rusia," tulis Tantri. "Sehari setelah siaran konsul-konsul asing, kami menutup pemantjar Radio Pemberontakan di Surabaja."
Studio di Jalan Mawar itu dikosongkan. "Perlengkapan pemantjar disimpan di sebuah rumah jang tersembunyi letaknja," kenang Tantri.
- Freddie Mercury, Majusi dan Asma Allah di Jagat Rock
- Tak Perlu Sekolah Tinggi, Inilah Kisah Penemu Listrik...
- Benarkah Ekspedisi Pamalayu Penaklukkan Jawa atas Sumatera? Ini Bukti Arkeologisnya...
- Saat Ditemukan, Candi ini Menginspirasi Belanda Membuat Kapal, Eh...Ditenggelamkan Nazi
- Kota Tjandi, Nama Asli Wilayah Candi Muara Takus
- Obituari Ani Yudhoyono