Inisiator Gerakan Tolak Proporsional Tertutup, Airlangga Dinilai Wakili Rakyat
jpnn.com, JAKARTA - Ketum Golkar Airlangga Hartarto menginisiasi pertemuan 8 parpol menolak sistem pemilu proporsional tertutup alias coblos parpol. Peran Airlangga dinilai penting karena mewakili aspirasi masyarakat.
Pengamat dari Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, publik harus memberikan apresiasi kepada para parpol yang menolak proporsional tertutup.
Parpol itu adalah Golkar, Gerindra, NasDem, Demokrat, PKS, PKB, PAN dan PPP. Hanya PDIP yang mendukung proporsional tertutup alias coblos parpol di surat suara.
“Publik harus memberikan apresiasi yang seluas-luasnya kepada 8 parpol. Khususnya kepada Airlangga sebagai inisiator pertemuan ini. Karena dianggap mewakili kepentingan dan aspirasi rakyat secara keseluruhan,” ujar Adi saat dihubungi, Senin (9/1).
Menurut dia, sistem proporsional tertutup akan mengembalikan rezim ‘beli kucing dalam karung’. Sebab, anggota dewan terpilih bukan dipilih oleh rakyat.
“Tapi anggota dewan terpilih itu karena pilihan elite (parpol),” kata Adi lagi.
Adi menambahkan, biasanya parpol jarang mendengarkan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, Adi meminta rakyat mengapresiasi penolakan yang ditegaskan 8 partai politik di parlemen.
Di sisi lain, menurut Adi, proporsional tertutup merugikan bagi 8 parpol. Sebab, tingkat kepartaiaan terhadap 8 partai ini dianggap tidak terlampau kuat.
Pengamat dari Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, publik harus memberikan apresiasi kepada Airlangga & parpol yang menolak proporsional tertutup.
- Menko Airlangga Terima Kunjungan Dubes Tiongkok, Bahas Program 'Two Countries Twin Parks'
- Pemerintah Optimistis Ekonomi Indonesia Mampu Tumbuh di Atas 5 Persen Sepanjang 2024
- Menko Airlangga Beberkan Upaya Pemerintah Menjaga Sektor Industri Dalam Negeri
- Menko Airlangga Hartarto Dorong Akselerasi Kemajuan Ekosistem Ekonomi Syariah
- Hari Pertama Retreat Kabinet Merah Putih, Menko Airlangga: Sigap, Semangat dan Solid!
- Resmi Jabat Menaker yang Baru, Yassierli Sebut Ketenagakerjaan Bukan Hanya Soal Buruh