Inisiator GGSI Berharap BPJS Membuka Layanan Psikologi Pasien Kecanduan Gadget
Di hadapan para karyawan BPJS, Ridha juga mengingatkan untuk tetap mengutamakan keluarga.
"Jangan pernah tinggalkan problem keluarga dalam rumah tangga. Tetap awasi anak-anak kita agar tidak terpengaruh gadget terkhusus usia di bawah 13 tahun. Dengan memberikan gadget terhadap anak di bawah usia tersebut tak ubahnya meracuni anak kita sendiri," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Guru Besar Fakultas Kedokteran USU itu turut menerangkan dampak penggunaan gadget yang tidak tepat baik secara posisi dan durasi.
Menurut Prof. Ridha, posisi penggunaan gadget yang kurang tepat dan juga durasi yang berlebihan, akan mengakibatkan banyak generasi muda mengalami saraf kejepit pada bagian leher.
"Gejalanya sering kesemutan pada tangan dan kaki, kepala pusing, pundak berat, leher sakit, dan bangun tidur tidak segar. Dan ini biasanya sering dialami orang tua usia 60 tahun ke atas. Namun, sekarang kondisi ini sudah mulai dirasakan generasi muda," bebernya.
Berangkat dari kekhawatiran itu jugalah alasan GGSI hadir di Indonesia dan diawali dari Medan sebagai kota tempat tinggalnya.
"Gejala awal itu jika dibiarkan saja tanpa dicegah, bahkan terus berlangsung untuk waktu yang lama maka akan berdampak terhadap kematian saraf," tegas Prof. Ridha.
Jika kondisi itu menimpa generasi muda, yang terjadi ialah potensi kelumpuhan.
Inisiator GGSI Prof. Ridha menyarankan BPJS Makassar memberikan layanan psikologis akibat gangguan penggunaan gadget yang tidak tepat.
- Algorithmics Kenalkan Pembelajaran Pemrograman untuk Mengatasi Kecanduan Gadget
- 21 Orang di Sukabumi Jadi Korban Penipuan Sindikat Pemalsu Kartu Indonesia Sehat
- Ketum PAAI: Banyak Agen Asuransi Belum Memenuhi Standar Kualitas, Ini Tantangan
- Simak Nih Warga Sulteng, Komitmen Ahmad Ali- Abdul Karim Soal BPJS Kesehatan
- BPJS Ketenagakerjaan Gencarkan Gerakan Sertakan, Lindungi Pekerja Bukan Penerima Upah
- Pelaku Pencurian Data Kependudukan Ambil dari BPJS dan KPU