Inisiator GGSI Berharap BPJS Membuka Layanan Psikologi Pasien Kecanduan Gadget

Prof. Ridha menambahkan Indonesia saat ini mengalami situasi bonus demografi di mana usia produktifnya jauh lebih besar dari usia non-produktif.
Jika tidak dimanfaatkan dengan baik dan membiarkan perilaku penggunaan gadget yang salah terus menerus, bonus demografi yang dinantikan justru akan menjadi bencana demografi dengan melahirkan generasi cacat.
"Tentu saja cita-cita bangsa ini melahirkan generasi emas menuju 2045 akan sia-sia," pungkas Ridha.
Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah IX, dr. Yessi Kumalasari, menyatakan dukungannya terhadap Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI).
Dia menilai sosialisasi dan penyuluhan gadget sehat yang digaungkan Prof. Ridha sejalan dengan program Pemerintah Indonesia dalam menyambut bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.
dr. Yessy juga mengapresiasi harapan Prof. Ridha agar BPJS Kesehatan Wilayah IX memperhatikan problem gangguan psikologis akibat kecanduan gadget, dengan memberikan dukungan layanan kesehatan di puskesmas ataupun di rumah sakit yang ditanggung oleh Program JKN.
“Itu saran yang baik dan akan saya pertimbangkan dalam usulan rencana kerja kami,” ungkap Yessy. (rdo/jpnn)
Inisiator GGSI Prof. Ridha menyarankan BPJS Makassar memberikan layanan psikologis akibat gangguan penggunaan gadget yang tidak tepat.
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha
- Mengenal Cara Kerja Asuransi Kesehatan, Silakan Disimak
- Della Surya
- BPJS Kesehatan Semarang Pastikan Layanan JKN Berjalan Selama Libur Lebaran 2025
- Perkuat Perlindungan Mitra Petani Lokal, McDonalds Berikan BPJS Ketenagakerjaan
- Admedika dan Great Eastern Life Indonesia Luncurkan AdClaim Optimalisasi Layanan BPJS
- BEM Unair Bakal Demo Tolak Efisiensi Anggaran, Sentil Kabinet Gemuk