Innalillahi, Bayi Meninggal Diduga Terpapar Kabut Asap
jpnn.com, PEKANBARU - Seorang bayi dari pasangan Evan Zendrato dan Lasmayani Zega meninggal dunia diduga akibat paparan kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Pekanbaru, Riau.
Evan, bapak kandung bayi, mengatakan almarhum anak pertamanya itu belum sempat diberi nama karena sudah terlanjur meninggal pada Rabu malam (18/9). Bayi seberat 2,8 kilogram itu berusia tiga hari, sempat menderita batuk, demam tinggi hingga 41 derajat Celcius hingga pilek sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
"Dokter bilang anak saya terdampak virus akibat kabut asap," ujar Evan, Kamis (19/9).
Bayi laki-lakinya itu meninggal saat dalam perjalanan menuju ke rumah sakit Syafira, Pekanbaru. Meski telah meninggal di tengah perjalanan, bayi itu sempat diperiksa oleh dokter sesampainya di rumah sakit swasta.
Ia menambahkan bayinya lahir secara normal dan sehat. "Anak dan istri saya normal waktu lahiran kemarin. Keduanya dinyatakan sehat oleh bidan," ujarnya.
Setelah lahir, keesokan harinya buah hati dan istrinya dibawa pulang ke rumah. Masalah mulai muncul ketika kabut asap pekat melanda Kota Pekanbaru hingga ke level berbahaya.
Saat di rumah, dia mengatakan, anaknya mulai batuk dan demam panas hingga mencapai 40 derajat celcius pada Selasa malam (17/9). Evan juga mengaku dirinya tidak bisa tidur pada malam itu karena anaknya terus menangis, sementara asap semakin pekat.
Kondisi rumah keluarga tersebut berupa rumah kayu tanpa ada alat pendingin udara (AC).
Bayi yang baru berusia tiga hari sempat menderita batuk, demam tinggi hingga 41 derajat celcius hingga pilek, akibat diduga terpapar kabut asap yang terjadi di Kota Pekanbaru, Riau.
- Kepala BPBD Pastikan Karhutla di Riau Masih Terkendali, Ini Penjelasannya
- Polres Rohil dan Kodim 0321 Bersama Tempur Karhutla Langsung Padam, Lihat
- Kumpulkan Pejabat, Gubri Syamsuar Umumkan Status Siaga Darurat Karhutla 2023
- Ada Kepulan Asap Hitam dari Dalam Hutan, Untung Warga Cepat Beraksi
- Kasus Karhutla, PT WAJ Dihukum Bayar Rp 466 Miliar pada Negara
- Hujan Diprediksikan Mengguyur Palembang Akhir Oktober, Semoga Karhutla Berkurang