Innalillahi, Bayi Meninggal Diduga Terpapar Kabut Asap
Keesokan paginya, Evan menghubungi bidan untuk menangani bayinya. Dia mengemukakan bidan sempat memberikan obat penurun panas serta kompres. Upaya itu membuahkan hasil. Demam anaknya kembali turun.
Akan tetapi, kondisi bayinya kembali memburuk pada sehari setelahnya, kondisi bayi sempat terlihat bibirnya menghitam serta demam panas. Bahkan, saat diukur suhu tubuh anaknya mencapai 41 derajat celsius.
Selain itu, anaknya juga batuk dan pilek. Dia pun kembali memanggil bidan untuk memberikan penanganan medis.
Setelah diperiksa, bidan pun meminta agar bayi tersebut dirujuk ke rumah sakit Syafira, yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman. Jarak rumah korban ke rumah sakit sekitar 40 menit lamanya. Saat di perjalanan itulah bayi korban meninggal dunia. Meski telah meninggal, Evan tetap membawa bayinya ke rumah sakit.
"Kami terus berjalan sampai RS Syafira ditangani dokter sana. Sekitar lima menit, ujungnya tak bisa diselamatkan. Pengakuan rumah sakit akibat virus kabut asap ini," ujarnya.
Kini, suasana duka menyelimuti kediaman korban. Anak semata wayangnya yang ditunggu meninggal dunia, yang bahkan belum sempat diberikan nama. Jenazah rencananya akan dimakamkan pada hari ini di TPU Binjai, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru. (ant/jpnn)
Bayi yang baru berusia tiga hari sempat menderita batuk, demam tinggi hingga 41 derajat celcius hingga pilek, akibat diduga terpapar kabut asap yang terjadi di Kota Pekanbaru, Riau.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Kepala BPBD Pastikan Karhutla di Riau Masih Terkendali, Ini Penjelasannya
- Polres Rohil dan Kodim 0321 Bersama Tempur Karhutla Langsung Padam, Lihat
- Kumpulkan Pejabat, Gubri Syamsuar Umumkan Status Siaga Darurat Karhutla 2023
- Ada Kepulan Asap Hitam dari Dalam Hutan, Untung Warga Cepat Beraksi
- Kasus Karhutla, PT WAJ Dihukum Bayar Rp 466 Miliar pada Negara
- Hujan Diprediksikan Mengguyur Palembang Akhir Oktober, Semoga Karhutla Berkurang