Innalillahi, Sang Mata-mata Meninggal Dunia

Innalillahi, Sang Mata-mata Meninggal Dunia
Foto Melan Wasito di samping jenazahnya di rumah duka. Foto: USAY NOR RAHMAD/RADAR SAMPIT/JPNN.com

Sakit yang dialaminya sebelum meninggal pun dikira hanya sakit biasa dan akan segera sembuh.

Minggu nanti, sebenarnya Mbah Melan masih ada rencana berangkat ke Pangkalan Bun untuk menghadiri acara paguyuban, dimana beliau adalah salah satu penasihatnya.

Menurut Sri, Mbah Melan sangat semangat menghadiri acara tersebut. Tapi siapa sangka, Tuhan lebih dulu menjemputnya.

Kepergian Mbah Melan menjadi pukulan bagi keluarganya. Apalagi, masih ada satu keinginan beliau yang belum tercapai, yakni menghadiri acara pengambilan sumpah salah seorang cucunya yang mengenyam pendidikan di bidang farmasi. Tapi apa boleh buat, takdir berkata lain.

Namun, antara sadar atau tidak, sebenarnya Mbah Melan seperti sudah memberikan pertanda kepada anak-anaknya bahwa ia akan segera pergi untuk selamanya.

Yang pertama, Sri mengaku ayahnya sempat berucap, ”Bapak pergi duluan, ya.”

Sri mengira waktu itu ayahnya membicarakan mengenai keberangkatannya ke Pangkalan Bun. Tapi ternyata ayahnya pergi menghadap Sang Khalik.

Yang kedua, anak kedua Mbah Melan, Purwadi, mengaku ditelepon oleh ayahnya untuk segera pulang ke Sampit tanpa alasan yang jelas.

Seorang Pahlawan Kemerdekaan di Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, Melan Wasito, tutup usia. Duka mengiringi kepergian ‘sang mata-mata’.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News