Innalillahi, Sang Mata-mata Meninggal Dunia

Innalillahi, Sang Mata-mata Meninggal Dunia
Foto Melan Wasito di samping jenazahnya di rumah duka. Foto: USAY NOR RAHMAD/RADAR SAMPIT/JPNN.com

”Dari anak-anak yang lain kan memang saya yang tinggalnya paling jauh, di Seruyan. Waktu itu bapak telepon dan bilang, ‘Purwadi, ayo cepat pulang ke Sampit, bapak tunggu.’ Begitu saja.

Untungnya, saya langsung pulang dan sempat bertemu beliau walaupun waktu itu beliau tidak bisa bicara karena sakit,” tutur Purwadi.

Sementara bagi, Suryanto, anak ketiga Mbah Melan, kepergian sang ayah menambah kepedihan di keluarganya. Apalagi persis dua minggu sebelumnya, istri Suryanto juga meninggal dunia.

Namun, semua ini tetap mereka terima dan percaya bahwa semua telah diatur oleh Tuhan demi yang terbaik.

Prosesi pemakaman akan dilaksanakan Jumat (10/3) pukul 09:00 WIB di area pemakaman keluarga di Jalan Gatot Subroto secara militer.

Memang ada keinginan pihak keluarga agar almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Namun aturan tidak memperboleh hal tersebut.

”Memang bapak sebenarnya mendapat Skep dari kementerian untuk dimakamkan di TMP, tapi skep tersebut belum sampai ke Kodim. Dan berdasarkan aturan, jika melihat dari jabatan bapak, memang belum masuk klasifikasi untuk dimakamkan di TMP. Kalau menunggu skep itu turun kan prosesnya lama dan kami dari pihak keluarga juga tidak menuntut yang neko-neko. Makanya pemakamannya di pemakaman keluarga saja,” ujar Suryanto.

Melan Wasito yang sebelumnya menjabat Ketua Legiun Veteran Kotim tersebut menutup mata pada usia 89 tahun.

Seorang Pahlawan Kemerdekaan di Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, Melan Wasito, tutup usia. Duka mengiringi kepergian ‘sang mata-mata’.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News