Innalillahi, Sang Mata-mata Meninggal Dunia

Menyusul sang istri kembali ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa yang mendahuluinya 12 tahun silam.
Mbah Melan mempunyai 6 anak; 2 Laki-laki dan 4 perempuan. Namun anak pertama juga telah meninggal dunia.
Bagi anak-anaknya, Mbah Melan adalah sosok yang sangat mengayomi dan tidak pernah pilih kasih, baik itu pada anak, menantu, atau cucu.
Sedikit mengenang tentang masa lalu, Mbah Melan merupakan salah seorang pejuang kemerdekaan RI.
Tidak seperti pejuang pada umumnya, Mbah Melan berjuang tidak langsung mengangkat senjata, melainkan menjadi mata-mata Indonesia dengan menjadi kurir Jepang.
Mbah Melan pertama kali tiba di Kotim pada 1952, setelah kemerdekaan RI.
Beliau pernah hampir kehilangan nyawa saat memasuki perairan menuju Sampit, lantaran kapal yang ia tumpangi bersama rekan-rekannya kandas di muara Sungai Mentaya.
Untungnya dia diselamatkan oleh salah seorang rekannya menggunakan seutas tali.
Seorang Pahlawan Kemerdekaan di Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, Melan Wasito, tutup usia. Duka mengiringi kepergian ‘sang mata-mata’.
- Mantan Wakapolri Syafruddin Meninggal Dunia, Bamsoet: Kami Kehilangan Sosok Rendah Hati
- Longsor di Tambang Emas Bone Bolango, Satu Orang Meninggal Dunia
- Kabar Duka, GM PLN UID Sulselrabar Budiono Meninggal Dunia
- Renville Antonio Meninggal Dunia, Ibas: Demokrat Berduka, Mohon Doanya
- Heboh Penemuan Potongan Kepala Orang di Jombang, Ini Kata Polisi
- Remaja Terseret Arus Banjir di Lombok Tengah Ditemukan Sudah Meninggal Dunia