Innalillahi, Sang Mata-mata Meninggal Dunia
Saat itu keamanan Indonesia belum cukup stabil, termasuk di Sampit, pasca pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Perjuangan tentara Indonesia masih terus berlanjut untuk mencapai keamanan dan kedamaian di seluruh Indonesia. Dan beliau adalah salah satu pejuang tersebut.
Untuk menghargai jasa beliau itulah, makanya Kodim 1015/Sampit yang dipimpin oleh Dandim Letkol Inf I Gede Putra Yasa, sepakat mengadakan pemakaman secara militer.
Karena jika mengikuti aturan baku, sebenarnya tidak ada kebijakan yang mengatur agar pemakaman seorang veteran dilaksanakan secara militer.
”Ini merupakan wujud penghormatan kami kepada beliau sebagai senior dan pahlawan, makanya dilakukan pemakaman secara militer. Karena beliau kan salah satu pejuang kemerdekaan, kalau tidak ada beliau mungkin kita tidak merdeka,” ujarnya ketika di hubungi Radar Sampit (Jawa Pos Group).
Dan ia pun membenarkan bahwa dalam penempatan makam di Taman Makam Pahlawan ada klasifikasi khusus.
Misalnya Prajurit TNI dengan jabatan bintang sakti atau gerilya. Jadi tidak bisa sembarangan. Dan ini sudah menjadi aturan baku pemerintahan, bukan diatur oleh Kodim 1015/Sampit.
Kendati demikian, Kodim 1015/Sampit tetap berupaya memberikan penghormatan yang sepantasnya bagi veteran yang meninggal dunia. Yakni, dengan mengadakan pemakaman secara militer.
Seorang Pahlawan Kemerdekaan di Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, Melan Wasito, tutup usia. Duka mengiringi kepergian ‘sang mata-mata’.
- Ayah dari Atlet Peraih Medali Emas Olimpiade Paris Rizki Juniansyah Meninggal Dunia
- Polisi Buru Pelaku Pembunuhan Karyawati Call Center di Semarang
- Liam Payne Eks One Direction Meninggal Dunia, Begini Kronologinya
- Kebakaran di Tambora Jakarta Barat, 5 Orang Meninggal Dunia
- 8 Parpol Sepakat, Sherly Tjoanda Istri Mendiang Benny Laos Jadi Cagub Malut
- Detik-Detik Kakek R Pergoki Pencuri di Kebunnya, Berduel, Pencurinya Tewas