Inspektur Gogol yang Palsu
Sabtu, 26 September 2009 – 13:41 WIB
Pucuk dicinta ulam tiba. Si pemuda minta uang walau dengan janji akan digantinya setelah pulang ke ibukota. Tentu saja tak ada yang mau uangnya diganti. Lalu, bergiliranlah mereka memberikan "kenang-kenangan". "Ini bukan suap, Pak," kata mereka.
Sandiwara berlangsung mulus. Si pemuda tersenyum-senyum dalam hati. Akal bulusnya malah kian menghebat. Ia berkoar-koar bahwa hubungan internasionalnya juga punya bargaining tinggi. Ia malah dekat dengan Menteri Anu dan Polan. Ia kenal dengan presiden. Tak pelak, pejabat-pejabat daerah itu menyangka pastilah si pemuda punya posisi penting di ibukota.
Namanya juga fiksi, bahkan si pemuda meminang putri Pak Pejabat menjadi calon istrinya. Si pejabat dan istrinya kontan setuju. Ia terbayang kelak akan meloncat menjadi pejabat yang lebih tinggi. Artinya, semua pengeluaran uang untuk si pemuda kelak akan terganti bila ia dipromosikan. Hatinya berbunga-bunga.
Namun siapa yang menduga, topeng si inspektur gadungan itu tersibak ketika Kepala Kantor Pos membuka surat si pemuda itu kepada seorang temannya. Benar. Betul-betul bajingan! Ternyata ia seorang yang berlagak menjadi seorang inspektur, meski sebetulnya cuma seorang pemuda yang lagi bokek.