Integrasi KI Terhambat Infrastruktur
Selasa, 24 Juni 2008 – 11:37 WIB
![Integrasi KI Terhambat Infrastruktur](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
Integrasi KI Terhambat Infrastruktur
JAKARTA – Kawasan industri (KI) terintegrasi harus segera diwujudkan untuk meningkatkan nilai tambah (added value) sumber daya alam yang potensial di tiap daerah. Salah satunya dengan membangun jalan yang menghubungkan beberapa kawasan industri. “Harus ada pembangunan jalan untuk menghubungkan kawasan industri. Dengan begitu tercipta zona internasional yang kondusif bagi investor asing,” ujar President Direktur PT Jababeka, SD Dharmono. Selain membangun jalan, pemerintah juga harus menciptakan suasana yang nayaman bagi investor asing sehingga mereka seperti hidup di negaranya sendiri. Fasilitas yang disediakan juga harus berkelas internasional. Dengan begitu, investor asing akan merasa nyaman untuk tinggal dan menanamkan modalnya di Indonesia. Konsep seperti itu yang dijalankan Tiongkok untuk mengembangkan industrinya. “Bangun jalan dulu yang penting,” tegasnya.
Menurut dia, selama ini pembangunan jalan di Indonesia terhambat oleh sistem yang membuat pejabat pemerintah takut mengambil keputusan. Padahal pembangunan jalan penting untuk meningkatkaj ekonomi.
Baca Juga:
Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah bisa menciptakan suasana yang kondusif bagi pembangunan infrastruktur jalan di tanah air. Dengan tiga unsur yang terlibat, pemerintah, pengusaha dan akademisi maka hal itu akan bisa terwujud. Seperti yang telah dilakukan Pemda Jawa Barat dengan tujuh Kawasan Industrinya, yaitu Jababeka, Lippo Cikarang, Hyundai, EJIP, MM 2100, Delta Mas, dan Bekasi Fadjar. “Kalau semua pihak mendukung membangun jalan tidak akan lama kok,” cetusnya.
Menurut dia, pembangunan jalan antar kawasan industri tersebut bisa dilekukan dengan pembentukan konsorsium sehingga modalnya ditanggung bersama. Hal itu tentu saja akan bisa menekan biaya pembangunan infrastruktur jalan tersebut. Sebab bila dikerjakan oleh masing-masing pihak, maka akan membutuhkan biaya yang sangat mahal.” Jika tujuh kawasan industri terhubung maka akan menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia,” tuturnya.
Hal tersebut diharapkan bisa dilakukan di tiap daerah, seperti di Jawa Timur dengan menghubungkan lima kawasan industri yang ada, yaitu, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Kawasan Industri Gresik (KIG), Kawasan Industri Maspion, dan Ngoro Industrial Persada (NIP) dan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), menjelang terealisasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).”Zona internasional hasru ada di tiap-tiap daerah,” jelasnya. (wir)
JAKARTA – Kawasan industri (KI) terintegrasi harus segera diwujudkan untuk meningkatkan nilai tambah (added value) sumber daya alam yang potensial
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- BNI JKK Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global
- BTN Optimistis Tahun ini Aset Perseroan Bakal Tembus Rp 500 Triliun
- Ekspansi Bisnis 2025, FUNDtastic Akuisisi BPR Indomitra Pertiwi
- Implementasikan ESG, Telkom Beri Bantuan Sanitasi Air Bersih ke 232 Lokasi di Indonesia
- Tinjau ke Lapangan, Komisi XII DPR Pastikan Distribusi LPG 3 Kg Lancar Hingga ke Sub Pangkalan
- Bea Cukai Beri Asistensi Perusahaan Berstatus AEO Agar Optimalkan Fasilitas Kepabeanan