Integritas dan Kejujuran Luntur Jadi Kelemahan Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Moehmahadi Soerja Djanegara mengatakan, salah satu kelemahan bangsa Indonesia sesudah revolusi adalah sifat mental menerabas.
Mental itu memiliki arti menempuh jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu dengan tidak mempedulikan aturan yang berlaku, etika dan prosedur yang telah disepakati.
Mental menerabas yang dilakukan berulang ulang tersebut membuat masyarakat cenderung permisif dan tidak peduli.
Akibatnya perilaku tersebut menjadi lumrah, biasa, dan dianggap sepele.
Padahal, tanpa disadari perilaku itu telah memicu munculnya masalah-masalah yang lebih besar yang dapat mengancam ketahanan nasional.
Moehmahadi membeberkan masalah itu dengan mengutip kalimat dari buku karya
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius berjudul Integritas di Tengah Kabut Idealisme, Kepemimpinan & Pembelajaran Hidup Suhardi Alius.
Buku ini awalnya sengaja ditulis Dedi Mahardi terkait integritas terhadap seseorang atas inisiasi dari tokoh ulama nasional Buya Ahmad Syafii Maarif dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar tanpa sepengetahuan Suhardi.
Moehmahadi Soerja Djanegara mengatakan, salah satu kelemahan bangsa Indonesia sesudah revolusi adalah sifat mental menerabas.
- TASPEN Gelar Mudik Gratis untuk 720 Pemudik
- Mengenang Setahun Buya Syafii Berpulang, Maarif Institute Gelar Memorial Lecture
- Sofyan Djalil Jadi Komut Ancol, Tiada Lagi Nama Geisz Chalifah di Jajaran Komisaris
- Erick Thohir Terkenang Tulisan Pertama Buya Syafii
- Seperti Ini Kenangan Anwar Ibrahim Terhadap Buya Syafii
- Takziah ke Kediaman Buya Syafii Maarif, Gubernur Khofifah Kenang Sosok Ulama Karismatik