Integritas Harus Jadi Pertimbangan Utama Golkar Pilih Ketum
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyatakan, Golkar telah memulai tradisi politik yang baik dalam rangka memilih ketua umum baru melalui musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Sebab, partai beringin hitam itu membuka peluang kontestasi bagi kader-kadernya, sekaligus menyediakan panggung bagi mereka untuk berdebat.
Namun, Siti mengatakan bahwa tradisi yang baik itu belum cukup. Menurutnya, ada syarat mutlak bagi calon ketua umum Golkar. “Harus lulus integritasnya,” katanya saat dihubungi, Sabtu (14/5).
Menurutnya, syarat integritas sangat penting. Sebab, integritas ketua umum akan menentukan kepercayaan publik terhadap Golkar.
“Karena poin ini sangat menentukan khususnya public trust (kepercayaan publik, red) terhadap partai. Public trust akan berpengaruh terhadap legitimasi dan dukungan masyarakat atas Golkar,” ulasnya.
Selain integritas, Siti juga menyodorkan syarat lainnya. Yakni memiliki kompetensi, kapasitas dan kemampuan manajerial yang mengayomi rakyat.
Menurut Siti, Golkar harus bisa memilih satu yang terbaik dari calon yang ada. “Kalau yang terpilih bukan yang terbaik, maka akan membuat Golkar lebih terpuruk,” tuturnya.
Lebih lanjut Siti mengatakan, Munaslub Golkar kali ini terlihat berjalan baik dan ada budaya politik baru karena para calon ketua umum yang ada diberi wadah untuk berdedebat. Namun, katanya, tradisi politik baru Golkar itu akan berimbas positif jika ketua umum yang terpilih juga figur terbaik.
“Yang the best di antara kandidat yang ada. Kepercayaan publik akan utuh ke Golkar kalau ketua umumnya trusted (tepercaya, red) dan tidak menimbulkan kontroversi,” ulasnya.(jpg/ara/jpnn)
- Guru Besar UI Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Babak Baru Diplomasi Indonesia
- Gempur Rokok Ilegal di 2 Wilayah, Bea Cukai Amankan Barang Bukti Sebanyak Ini
- Kinerja Pelayanan Publik Pemprov Jateng Diganjar Penghargaan dari ORI
- Saat Aktif jadi PNS Setor Uang per Bulan ke Korpri, Begitu Pensiun Susah Cairnya
- Jurus Mendes Yandri Atasi 3.000 Desa yang Masih Tertinggal
- 5 Berita Terpopuler: Honorer 32 Tahun Gagal Tes PPPK, Semoga RUU ASN Menjadi Penyelamat