Intel: Rusia Bakal Gunakan Hoaks untuk Memulai Invasi ke Ukraina

jpnn.com, WASHINGTON DC - Amerika Serikat mengatakan Rusia telah merancang sejumlah opsi sebagai dalih untuk melakukan invasi di Ukraina. Salah satunya adalah dengan menyebarkan video hoaks yang memperlihatkan serangan terencana terhadap negara mereka.
Intelijen AS yakin Rusia dapat menggunakan video rekayasa yang menunjukkan gambar-gambar kekacauan, ledakan, serta peralatan militer milik Ukraina atau negara NATO, untuk membenarkan invasi militer.
"Melibatkan para aktor yang berperan sebagai warga yang berduka atas kematian orang-orang dalam kejadian yang mereka (Rusia) ciptakan sendiri… (dan) penyebaran mayat-mayat untuk mewakili tubuh mereka yang katanya terbunuh," kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Jonathan Finer kepada MSNBC.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah laporan itu, menurut kantor berita TASS, dengan mengatakan hal serupa pernah dikatakan oleh AS sebelumnya tapi tidak mengartikan apa-apa.
Rusia sebelumnya telah menolak tuduhan sedang berusaha menciptakan konflik. Mereka mengatakan pihaknya tidak merencanakan invasi tapi bisa mengambil tindakan militer jika tuntutan keamanan mereka tidak dipenuhi.
Moskow pada Kamis menuduh Washington mengabaikan seruannya untuk meredakan ketegangan. Tuduhan itu muncul sehari setelah AS mengumumkan akan mengirim hampir 3.000 tentara tambahan ke Polandia dan Rumania.
"Jelas bahwa itu bukanlah langkah-langkah untuk meredakan ketegangan, namun sebaliknya menjadi tindakan yang mengarah pada peningkatan ketegangan," kata Peskov pada Kamis.
"Kami selalu menyerukan mitra Amerika kami untuk berhenti menambah ketegangan di benua Eropa. Sayangnya, Amerika terus melakukannya," kata dia.
Invasi militer Rusia ke Ukraina, yang berpotensi menyulut perang dunia ketiga, kemungkinan bakal dipicu sebuah video hoaks
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- 33 Tahun Ada, Tupperware Resmi Hengkang dari Aktivitas Bisnis Indonesia
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik
- Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas