Intelejen AS Selidiki Keaslian Video Pemenggalan Jurnalis AS oleh ISIS
jpnn.com - VIDEO peneggalan kepala seorang jurnalis Amerika Serikat James Wright Foley oleh salah seorang pria bercadar yang mengaku anggota ISIS menggegerkan gedung putih. Tak lama setelah video keji itu diunduh di youtube, Selasa (19/8) Presiden AS Barack Obama segera mengumpulkan pejabatnya untuk membahas hal tersebut.
"Intelejen kami masih menyelidiki keaslian dari video itu," kata Juru Bicara Bidang Keamanan Gedung Putih Caitlin Hayden seperti dilansir Daily Mail.
Menurutnya, jika video itu benar-benar asli, maka Gedung Putih akan benar-benar terkejut dan segera mengambil tindakan untuk menanggapi pemenggalan itu. Presiden Obama, kata Hayden juga akan segera mengomentari tentang video itu.
Dua pejabat anonim AS saat dikonfirmasi beberapa media membenarkan bahwa korban yang dalam video itu mengenakan pakaian orange dan berlutut di samping eksekuter yang mengenakan pakaian serba hitam memang benar Foley.
Hayden pun yakin bahwa banyak warga AS dan masyarakat dunia yang sedang mencari informasi dan jawaban soal video pemenggalan itu. Dia pun meminta agar masyarakat tetap bersabar hingga pihaknya menemukan informasi lebih lanjut. "Kami minta Anda menjaga Foley di dalam pikiran dan doa-doa Anda," imbuh Hayden.
Seperti diketahui, Foley adalah seorang jurnalis AS yang biasa melakukan peliputan di negara konflik. Terakhir, dia dinyatakan hilang sejak November 2012 saat meliput perang di Suriah. (mas/jpnn)
VIDEO peneggalan kepala seorang jurnalis Amerika Serikat James Wright Foley oleh salah seorang pria bercadar yang mengaku anggota ISIS menggegerkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan