Intelektual Stempel
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Karena itu, Mahfud memperoleh legitimasi sebagai intelektual publik yang kritis terhadap kekuasaan. Reputasi Mahfud naik tajam, popularitasnya pun ikut meroket.
Puncaknya, Mahfud kemudian digadang-gadang menjadi salah satu nama yang dipertimbangkan untuk menjadi wakil presiden untuk calon presiden Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019.
Akan tetapi, detik-detik terakhir nama Mahfud terpental dan digantikan oleh K.H Ma’ruf Amin.
Mahfud kemudian mendapat kompensasi menjadi menteri koordinator politik dan keamanan, sebuah jabatan yang sangat strategis dan menentukan dalam pengelolaan iklim demokrasi di Indonesia.
Mahfud MD sang intelektual publik diharapkan akan memberi warna yang berbeda terhadap pemerintahan Jokowi periode kedua.
Akan tetapi, Mahfud MD menjelma menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Dia menjadi bagian dari kekuasaan, dan bahkan dalam banyak kasus, menjadi benteng kekuasaan.
Kalau dulu Mahfud menjaga benteng demokrasi sekarang menjadi penjaga benteng kekuasaan.
Perpu Ciptaker ini hanya satu saja dari beberapa belied pemerintah yang dianggap merongrong demokrasi.
Perpu Ciptaker ini hanya satu saja dari beberapa belied pemerintah yang dianggap merongrong demokrasi.
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi