Intelijen AS Duga Pakistan Bantu Osama Sembunyi
Rabu, 04 Mei 2011 – 06:33 WIB
Sepekan sebelum operasi di rumah Osama pada Minggu lalu (1/5), Obama menggelar rapat krusial sekitar 2 jam di Situation Room, Gedung Putih. Dalam rapat pada 28 April waktu setempat itu, para penasihat Obama membahas tiga opsi untuk menindaklanjuti informasi rahasia mengenai mansion di Pakistan yang diyakini sebagai persembunyian Osama.
Obama dihadapkan pada tiga opsi, yakni mengerahkan tim pasukan khusus AS untuk menangkap atau membunuh Osama, melancarkan serangan udara, atau menunggu perkembangan informasi intelijen berikutnya. Obama dan para penasihat juga membahas pro dan kontra setiap opsi tersebut. "Keburukan dari opsi serangan udara adalah, meski tidak akan membahayakan personel AS, bisa menimbulkan korban jiwa warga sipil yang lebih besar. Juga hanya akan meninggalkan sedikit bukti untuk mengidentifikasi siapa yang tewas," ungkap pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya sebagimana diberitakan kantor berita AFP kemarin (2/5).
Pejabat tersebut mengatakan, opsi untuk mengirim pasukan khusus dengan helikopter memang bisa memperbesar kemungkinan mendapatkan bukti identitas Osama. Namun, langkah itu bisa membahayakan nyawa prajurit dan berpeluang menimbulkan kemarahan Pakistan karena masuknya helikopter-helikopter AS di atas wilayahnya. Opsi ketiga, yakni menunggu perkembangan lebih lanjut, juga berisiko Osama kabur. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, Osama bisa mengetahui dirinya telah berada dalam pengintaian sehingga akan mencoba kabur.
Akhirnya Obama membutuhkan waktu semalam untuk memutuskan soal itu. Pada 29 April, dia meminta agar mengerahkan pasukan elite Angkatan Laut, Navy Seal, ke Pakistan. Persembunyian Osama terendus lewat seorang kurir kepercayaannya. Identitas kurir pribadi Osama itu terungkap dari informasi yang disampaikan Khalid Sheikh Mohammed, tokoh Al Qaeda yang diduga dalang serangan 11 Setember 2001.
WASHINGTON - Kematian Osama bin Laden di tangan Navy Seal, pasukan elite Angkatan Laut AS, di Abbottabad (1/5) membuka tabir baru di dunia intelijen.
BERITA TERKAIT
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Prabowo Bertemu Sekjen PBB di Brasil, Ini yang Dibahas