Intelijen Dinilai Gagap, Tahu Ada Ancaman, Tapi Tak Mencegah

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Darizal Basir menilai teror yang terjadi di perempatan Sarinah, Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1), mengindikasikan lengahnya Badan Intelijen Negara (BIN).
"Negara, dalam hal ini BIN, gagal mengantisipasi aksi ini. Informasi tentang aksi terorisme ini telah lama beredar melalui pesan berantai. Makanya saya katakan intelijen kita gagap, tahu ada ancaman, tapi tidak mencegah sedini mungkin," katanya, kepada JPNN, Jumat (15/1).
Dalam UU intelijen, lanjutnya, peran intelijen adalah melakukan deteksi dini untuk mencegah dan menangkal ancaman yang berpotensi mengganggu kepentingan dan keamanan nasional.
"Karena itu, Komisi I DPR perlu segera memanggil Kepala BIN untuk mendalami sejauh mana intelijen menjalankan peran tersebut," ujar anggota DPR dari daerah pemilihan Sumatera Barat I ini.
Menurut dia, kinerja aparat intelijen perlu dievaluasi.
Di samping itu, Darizal juga mendesak pemerintah mengerahkan kekuatan penuh untuk melawan terorisme.
"Negara tidak boleh kalah dan bernegosiasi dengan kelompok teroris, kecuali mereka bertobat dan kembali ke pangkuan NKRI dengan ideologi Pancasila atau hengkang dari NKRI," tegas mantan Bupati Pesisir Selatan ini.
Lebih jauh dia menghimau semua pihak tidak boleh takut dengan terorisme atau bersikap paranoid.
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Darizal Basir menilai teror yang terjadi di perempatan Sarinah, Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1), mengindikasikan
- Waspada Hujan Hari Ini di Sejumlah Wilayah di Indonesia
- 5 Berita Terpopuler: Revisi UU ASN Mengubah Sesuatu, Ada Pasal yang Dipersoalkan, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun
- Ma'ruf Amin Sebut Lebih Baik Kirim Bantuan Ketimbang Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia
- Muncul Penolakan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional, Mensos Merespons Begini
- Cak Imin: Tadi Presiden juga Menelepon Saya
- Pernyataan Terbaru Mensos soal Soeharto Pahlawan Nasional