Intelijen Indonesia Diminta tak Haus Popularitas

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Farouk Muhammad menegaskan, siapa pun yang bekerja di dunia intelijen jangan berharap popularitas dan merasa paling berjasa. Menurutnya, dunia intelijen lebih mengutamakan kesenyapan dalam bekerja.
"Masalahnya menurut saya, para pemimpin di negeri lebih mengapresiasi popularitas melalui media massa dan itu dianggap bekerja dan berjasa," kata Farouk di Gedung Nusantara III, kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (16/2).
Budaya pemimpin yang mengapresiasi popularitas ini lanjutnya, menggoda intelijen untuk masuk ke ranah popularitas. "Saya sarankan, misalnya Menko Polhukam membangun kesepahaman bahwa dunia intelijen itu tidak membutuhkan popularitas dan jangan berharap berjasa," saran senator dari Nusa Tenggara Barat ini.
Selain itu, dia juga mengkritisi revisi Undang-Undang nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang diajukan pemerintah ke DPR.
"Bukan revisi itu yang mestinya didorong, tapi bagaimana pemerintah ini membangun kerjasama di antara intelijen," pungkasnya.(fas/jpnn)
JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Farouk Muhammad menegaskan, siapa pun yang bekerja di dunia intelijen jangan berharap popularitas
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pemerintah Fokus Tuntaskan Pengangkatan PPPK Tahap 1, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun
- Setiawan Ichlas Hadirkan Ustaz Adi Hidayat di Tabligh Akbar di Palembang
- Gegara Panggilan Sidang Tak Sampai Alamat, Tergugat Datangi Kantor Pos di Jambi
- Menyambut Thudong 2025 di PIK Bukan Ritual Semata, Melainkan Pengalaman Jiwa
- Yohanes Bayu Tri Susanto Jadi Pengusaha Sukses yang Rendah Hati
- Revisi UU ASN Mengubah Tenggat Penyelesaian Honorer?