Intelijen Negara Temukan Pengalihan Isu
Senin, 13 September 2010 – 02:35 WIB

Intelijen Negara Temukan Pengalihan Isu
JAKARTA - Investigasi pemerintah menanggapi tuduhan bahwa aparat RI kerap memeras nelayan Malaysia tuntas sudah. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) akhirnya menemukan sejumlah fakta baru. Laporan tim investigasi menyebutkan, tuduhan pemerasan nelayan Negeri Jiran oleh petugas DKP Kepri itu tidak terbukti. Pasal penculikan dituduhkan kepada petugas DKP atas dasar permintaan uang kepada keluarga nelayan Malaysia melalui SMS. Uang yang diminta total RM 3.500, dan agar dikirimkan melalui Western Union pada pria bernama Harun yang tinggal di Batam. Polisi Malaysia menuduh SMS itu dikirim oleh oknum petugas DKP.
"Itu adalah provokasi aparat Malaysia untuk mengalihkan isu," ujar Dirjen Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan KKP, Aji Sularso, di Jakarta, Minggu (12/8) kemarin.
Baca Juga:
Provokasi itu dilakukan Aparat Polis Diraja Malaysia (PDRM) dengan menyebarkan dokumen Berita Acara Pemeriksaan (BAP) penangkapan tiga petugas DKP Kepri. Dalam dokumen yang diterima Jawa Pos itu, aparat PDRM menyebutkan bahwa petugas DKP menculik dan meminta tebusan untuk pembebasan 7 (tujuh) nelayan Malaysia. Dokumen 10 halaman itu berkop Markas Pasukan Gerakan Marin PDRM Johor, tertanggal 15 Agustus 2010, dan ditandatangani Kalaichelvan Nadarajah Timbalan Komander Pasukan Gerakan Marin Wilayah 2 PDRM 81200 Tampoi Johor.
Baca Juga:
JAKARTA - Investigasi pemerintah menanggapi tuduhan bahwa aparat RI kerap memeras nelayan Malaysia tuntas sudah. Kementerian Kelautan dan Perikanan
BERITA TERKAIT
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
- Gempa Bumi M 5,8 Mengguncang Filipina Rabu Pagi