Intelijen Rusia Tuduh Ukraina Simpan Senjata Kiriman Barat di PLTN
jpnn.com, MOSCOW - Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) menuduh Ukraina menyimpan senjata pasokan dari negara-negara barat di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Melalui sebuah pernyataan, SVR menyatakan peluncur roket HIMARS buatan Amerika Serikat (AS), sistem pertahanan udara, dan amunisi untuk artileri telah dikirim ke PLTN Rivne di barat laut Ukraina.
“Angkatan Bersenjata Ukraina menyimpan senjata dan amunisi yang disediakan Barat di wilayah PLTN,” ujar SVR, Senin (23/1).
Menurut SVR, pengiriman senjata ke PLTN itu dilakukan pada pekan terakhir Desember lalu. Namun, lembaga telik sandi Rusia itu tidak memperlihatkan bukti untuk mendukung tuduhannya itu.
Banyak PLTN di Ukraina menjadi fokus perhatian berbagai kalangan sejak Rusia menyerbu negeri yang beribu kota di Kyiv itu pada 24 Februari 2022.
Kurang dari 48 jam setelah invasi itu, Rusia menguasai PLTN Chernobyl yang sudah tidak berfungsi lagi di wilayah utara Ukraina.
Pada awal-awal perang, tentara Negeri Beruang Merah itu juga merebut PLTN Zaporizhzhia yang dikenal sebagai pembangkit listrik bertenaga atom berbesar di Eropa.
Rusia dan Ukraina saling tuding soal serangan atas Zaporizhzhia. Ukraina menuduh Rusia menggunakan situs itu sebagai gudang senjata.
Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) menuduh Ukraina menuduh Ukraina menggunakan fasilitas PLTN untuk menyimpan senjata-senjata berat kiriman Barat.
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Kabur ke Rusia, Bashar al-Assad dan Keluarganya Kantongi Suaka
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang
- Di Tengah Gempuran Rusia, 75 WNI Masih Bertahan di Ukraina
- ISDS Gelar Lomba Reels Bertema Ancaman Nuklir di Semenanjung Korea