Intensitas Erupsi Menurun, Hujan Abu

Intensitas Erupsi Menurun, Hujan Abu
GELAP: Pagi hari arah angin yang biasanya ke arah Barat daya mendadak berubah ke arah Timur Laut. Hal ini menimbulkan hujan abu vulkanik yang membuat sedikit kepanikan warga Ngadisari di kecamatan Sukapura yang berjarak 3 km dari kawah Bromo. Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos
Pengamatan kegempaan, gempa vulkanik dangkal (VB) terjadi selama enam kali maksimum 12-36 MM, lama gempa 10-18 detik, tremor terus menerus maksimum 2-55 MM. Badan Geologi juga menginformasikan bahwa tubuh gunung Bromo mulai mengempis (komponen radial). Dan dari arah gunung Batok (komponen tangensial) tetap terjadi pengembangan sejak 13-29 November atau sekitar 16 hari dengan laju tetap 0,6 mikrodian per hari dan total deformasi 9,6 mikrodian.

Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Api Bromo Gede Suwantika kemarin menyebutkan tidak ada yang berubah dalam pemantauan aktivitas Bromo. "Kepulan abu berwarna dominan coklat keputihan. Dalam sehari ini angin mengarah ke timur laut, ke utara (Pasuruan) dan selatan (Malang)," katanya.

Apa kandungan yang ada di dalam kepulan abu vulkanik yang diletuskan Bromo?  Gede Suwantika menjelaskan bahwa kandungan kepulan letusan itu mengandung silikat. Silikat itu semacam bahan untuk kaca. Silikat juga jenis kandungan penyubur tanah dan dibutuhkan oleh tanaman. Kandungan belerangnya ada tapi sedikit. Silikat itu partikel polutan, kalau dampaknya kami tidak tahu. Karena yang tahu pasti dari kesehatan ya," tegas Gede.

Gede menambahkan, bahwa kandungan letusan itu tergolong masih aman. Indikatornya, semakin tinggi kandungan silikat di magma, maka semakin besar letusannya. "Itu masih normal. Dipake saja maskernya tidak apa-apa," imbuh dia. (fa/yud)


PROBOLINGGO - Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos Pengamatan Gunung Api Bromo menyatakan intensitas erupsi Bromo mulai


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News