Interpretasi Hukum Puritan Oleh Taliban Mewajibkan Penutupan Wajah Manekin

Interpretasi Hukum Puritan Oleh Taliban Mewajibkan Penutupan Wajah Manekin
Di bawah pemerintahan Taliban, pemilik toko tidak diizinkan memperlihatkan wajah manekin perempuan. (AP: Ebrahim Noroozi)

"Orang lebih berpikir tentang bagaimana bisa makan dan bertahan hidup."

Pemilik toko lainnya, Hakim, membentuk kertas aluminium di atas wajah bonekanya. Menurutnya, ini turut menambah nilai seni pada barang dagangannya.

"Saya memanfaatkan ancaman dan larangan ini dan mengikutinya agar manekin menjadi lebih menarik dari sebelumnya," katanya.

Tapi tidak semua bisa berkreasi. Di sebuah toko, semua manekin dengan gaun tanpa lengan memakai karung plastik hitam di atas kepala mereka. Sang pemilik mengatakan ia tidak mampu mengeluarkan banyak uang.

Pemilik toko lainnya, Aziz, mengatakan agen dari Kementerian Taliban secara teratur berpatroli di toko dan mal untuk memastikan kepala manekin dipenggal atau ditutupi.

Ia menolak alasan Taliban memberlakukan aturan tersebut.

"Semua orang tahu manekin bukanlah berhala, dan tidak ada yang akan menyembahnya. Di semua negara Muslim, manekin digunakan untuk memajang pakaian," katanya.

Sejumlah kecil manekin pakaian laki-laki dapat dilihat di etalase, juga dengan kepala tertutup. Ini menunjukkan pihak berwenang menerapkan larangan tersebut secara seragam.

Di bawah kekuasaan Taliban, wajah manekin yang mengenakan pakaian perempuan di ibu kota Afghanistan harus ditutup dengan kain pakaian atau bahkan plastik hitam

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News