Interupsi bagi Pencari Kekuasan

Interupsi bagi Pencari Kekuasan
Interupsi bagi Pencari Kekuasan
Kekuasaan harus menyedari proses mencemaskan yang sedang dan masih akan terus berlangsung itu. Gejala mereka yang mendekatkan diri kepada kekuasaan, atau setidaknya berharap diajak masuk ke dalam kekuasaan, tanpa disadari bisa meluputkan perhatian kepada masyarakat. Warga bisa semakin terlupakan, manakala semua pihak berlomba-lomba masuk ke pangkuan kekuasaan.

Fenomena ini belakangan ini kian mengkristal. Diskursus politik paling kontemporer yang dipertontonkan kepada khalayak akan semakin mempersempit artikulasi kepentingan masyarakat. Jika ini menjadi kenyataan, kita serasa kembali ke era Orde Baru. Padahal keseimbangan antara yang berkuasa dan dan tak berkuasa sangat diperlukan agar kontrol publik tak mati serta suara dan kepentingan rakyat terus bisa dikumandangkan.

Tak hendak mempertentangkan antara kekuasaan dan rakyat, karena memang harus diakui bahwa urusan manusia dan masyarakat itu sebagian diatur oleh negara. Tetapi tetap sajalah penting adanya atmosfer kebebasan yang tak bisa direnggut oleh pemerintah, melainkan menyerahkannya kepada masyarakat. Siapapun Anda, bukankah kita bisa melakukan auto-regulation, mengatur diri sendiri?

Saya kira inilah demokrasi. Dalam demokrasi, kekuasaan itu menyebar dan tak hanya terpusat di tangan pemerintah. Memang, jika fenomena berbagai partai politik besar dan menengah di negeri ini berduyun-duyun masuk ke  dalam pemerintahan, toh masih ada civil society. Harapan kita tak berarti ada konfrontasi antara pemerintah dan civil society, tapi hal ini tak mustahil terjadi jika kekuasaan dimaksudkan hanya demi kekuasaan belaka.

Oo, kekuasaan betapa mempesonanya engkau sehingga selalu dikejar-kejar orang-orang dengan cara yang pragmatisme, bahkan kadang bila perlu dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News