Intip Keunggulan Jagoan Terbaru Suzuki
jpnn.com - SURABAYA – Suzuki menangkap tren naiknya peminat kendaraan lima penumpang. Pabrikan asal Jepang itu kembali menggarap pasar crossover dengan meluncurkan Suzuki S-Cross.
Perpaduan sedan dengan sport utility vehicle (SUV) itu didatangkan secara utuh (completely built-up) dari India.
’’Kalau permintaannya sudah sesuai dengan perhitungan keekonomian, kami pertimbangkan untuk memproduksi di Indonesia,’’ kata 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales Donny Saputra di Surabaya, Sabtu (27/8).
Meski dari sisi harga yang termasuk kelas menengah, S-Cross dibekali fitur yang lengkap. Misalnya, mesin aluminium alloy yang mampu menyemburkan 109 daya kuda pada torsi 9.000 RPM.
S-Cross juga dilengkapi cruise control untuk kecepatan konstan serta hemat bahan bakar. Selain itu, ada auto rain sensor, tombol engine start/stop, dan head unit tujuh inci.
Suzuki menjadi pelopor pasar crossover di Indonesia saat meluncurkan Sx4 X-Over sembilan tahun lalu. Namun, Suzuki lantas terlalu berfokus pada pasar small MPV melalui Ertiga sehingga alpa memperbarui Sx4.
Tahun ini Suzuki kembali menggarap pasar crossover untuk menyiasati pelemahan pasar otomotif, terutama kendaraan di segmen entry level. Penjualan di segmen pemula memang lebih rentan terhadap kondisi perlambatan ekonomi.
Terutama persyaratan uang muka dan suku bunga kredit kendaraan bermotor. ’’Konsumen untuk segmen di atasnya, salah satunya crossover, secara ekonomi memang lebih kuat,’’ kata Donny.
SURABAYA – Suzuki menangkap tren naiknya peminat kendaraan lima penumpang. Pabrikan asal Jepang itu kembali menggarap pasar crossover dengan
- Erwin Aksa: Persiapan Rapimnas Kadin 2024 Berjalan Baik dan Sesuai Rencana
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II
- Toshiba Berbagi Tips Menjaga Kebersihan Dispenser
- Gelar Operasi Gempur II, Bea Cukai Ajak Masyarakat Berantas Rokok Ilegal
- Pegadaian 123 Go! Bersiap Meluas dengan Bank Emas
- Kadin Luncurkan White Paper, Strategi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%