Invasi Israel, Holocaust Sesungguhnya
Minggu, 11 Januari 2009 – 12:29 WIB
CARACAS - Di antara negara-negara di dunia yang bersimpati terhadap Palestina, tampaknya, tak ada yang setegas Venezuela. Selain berani mengusir duta besar Israel, ribuan rakyat di negeri pimpinan Hugo Chavez itu meluapkan kemarahannya kepada negeri zionis.
Lebih dari seribu warga Venezuela, Kamis (8/1) menggelar aksi di depan Kedubes Israel di Caracas. Sambil meneriakkan kecaman terhadap Israel, mereka melempari kantor perwakilan negara Yahudi tersebut dengan sepatu dan petasan. ''Enyahlah kalian Israel!'' teriak demonstran.
Baca Juga:
Dua hari sebelum protes masal itu dilangsungkan, Presiden Chavez sudah terlebih dahulu mengumumkan pengusiran seluruh staf kedutaan besar Israel keluar dari Venezuela. Dalam wawancara dengan stasiun televisi lokal, Chavez yang terkenal sebagai rival abadi Presiden AS George W. Bush dan Israel itu mengecam invasi Israel sebagai ''Holocaust". Tragedi Holocaust diklaim sebagai mimpi buruk dalam sejarah bangsa Yahudi. Antara 1933-1945, sang fuhrer, Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman kala itu, membabat habis orang-orang Yahudi diaspora di Eropa demi pemurnian ras. Enam dekade kemudian, Israel sendiri yang melakukan kekejaman serupa terhadap rakyat Palestina.
Terpisah, badan Hak Asasi Manusia PBB tengah mengkaji kemungkinan sanksi kejahatan perang bagi Israel. Ada indikasi Israel telah melakukan sejumlah kejahatan perang selama hampir tiga minggu agresi ke Gaza.
CARACAS - Di antara negara-negara di dunia yang bersimpati terhadap Palestina, tampaknya, tak ada yang setegas Venezuela. Selain berani mengusir
BERITA TERKAIT
- Jaga Demokrasi, 60 Universitas Jerman Angkat Kaki dari X
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik