Invasi Rusia ke Ukraina Sedang Berlangsung, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Ketahui
Mengapa baru terjadi sekarang?
Pengiriman pasukan Rusia ke perbatasan dengan Ukraina sudah dimulai hampir setahun lalu, di bulan Maret dan April 2021, ketika lebih dari 80.000 tentara dikirim ke kawasan.
Beberapa lainnya dikirim lagi bulan Juni, namun militer Rusia menambah pasukan lebih banyak lagi di akhir tahun dengan perkiraan total tentara Rusia yang dikerahkan sekitar 130.000 orang.
Bulan Desember, Moskow mengeluarkan beberapa permintaan termasuk bahwa Ukraina tidak akan mendapat keanggotaan NATO, dan aliansi ini menarik pasukan dari Eropa Timur, ditambah dengan ancaman adanya respons militer dari Rusia.
Amerika Serikat dan NATO secara resmi menolak permintaan tersebut secara tertulis bulan Januari.
Dalam reaksinya, Putin mengatakan AS dan sekutunya sudah menolak tuntutan keamanan utama yang disampaikan Rusia, namun Moskow tetap terbuka bagi adanya pembicaraan lebih lanjut.
Pembicaraan terjadi dalam berbagai kesempatan, baik secara pribadi maupun lewat video dan telepon antara para pemimpin termasuk Putin, BIden, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Ukraina Zelenskyy.
Pada awalnya Zelenskyy mencoba meremehkan ancaman tersebut.
Kecemasan akan kemungkinan adanya serangan Rusia dalam waktu dekat meningkat setelah Putin mengakui kemerdekaan wilayah separatis hari Senin, mendukung pengiriman pasukan ke daerah yang dikuasai pemberontak dan menerima persetujuan parlemen bagi penggunaan pasukan militer di luar Rusia.
Pada Kamis (24/02) kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya memutuskan melakukan invasi militer ke Ukraina
- Ada Sejumlah Alasan Indonesia Menaikkan PPN, tetapi Apakah Sudah Tepat?
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata