Invasi Rusia Makin Brutal, Pengamat Soroti Penderitaan Warga Sipil Ukraina
Natalia mengajak dukungan dari komunitas internasional, termasuk Indonesia, untuk segera menghentikan kekerasan yang terus berlangsung.
“Kami telah mendengar kisah-kisah memilukan dari para tahanan dan menemukan puluhan ruang penyiksaan serta kuburan massal setelah pembebasan wilayah pendudukan. Oleh karena itu, dukungan dari komunitas global harus ditingkatkan agar pelanggaran ini segera berakhir,” ungkap Natalia.
Natalia membagikan kisah seorang dokter bernama Olena Yuzvak, yang bersama keluarganya ditangkap oleh pasukan Rusia. Suami Olena ditembak di kaki, sementara Olena sendiri diinterogasi dengan kantong di atas kepalanya sebelum dibebaskan keesokan harinya.
Namun, suami dan anaknya tetap ditahan di Rusia. Meskipun suaminya akhirnya dibebaskan setelah satu bulan, putra Olena masih ditahan di Rusia.
Pengamat konflik kawasan Eropa Timur sekaligus dosen Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair) Radityo Dharmaputra menyatakan keprihatinannya terhadap penahanan warga sipil Ukraina oleh Rusia.
Radityo menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional.
“Tindakan Federasi Rusia dalam menahan warga sipil secara tidak sah merupakan pelanggaran hukum serius yang mengabaikan prinsip-prinsip dasar hukum internasional yang wajib dihormati setiap negara,” ujar Radityo dalam sebuah wawancara media.
Radityo menegaskan tindakan ini tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga berpotensi merusak stabilitas sosial di Ukraina karena dampak jangka panjang bagi para korban dan keluarga mereka.
Berdasarkan data dari Kantor Ombudsman Ukraina, lebih dari 25.000 warga Ukraina telah menjadi korban penahanan sewenang-wenang oleh Rusia
- Menko Polkam Budi Gunawan jadi Tamu Kehormatan di National Day Federasi Rusia
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS
- Angkatan Laut Rusia Bakal Masuki Perairan Indonesia, Ada Misi Khusus Apa?
- Mendaki Secara Ilegal, Bule Rusia Jatuh di Gunung Rinjani, Pendaki Jakarta Belum Ditemukan
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia
- BPIP: Muhibah Megawati ke Rusia dan Uzbekistan Sebagai Diplomasi Pancasila di Panggung Internasional