Investasi Bodong Keruk Rp 88,8 Triliun dalam 10 Tahun
jpnn.com, JAKARTA - Kerugian akibat investasi bodong pada 2008–2018 diperkirakan mencapai sekitar Rp 88,8 triliun.
Total kerugian itu belum memperhitungkan kasus financial technology (fintech) pinjaman (lending) maupun mata uang virtual (cryptocurrency) ilegal.
Ada banyak hal yang membuat masyarakat tergiur investasi bodong. Di antaranya,
tergiur bunga yang tinggi dan ketidakpahaman masyarakat terhadap investasi.
’’Angkanya terus meningkat karena sangat mudah orang menawarkan produk ilegal dengan teknologi saat ini,’’ kata Ketua Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam Lumban Tobing di Jakarta, Jumat (5/4).
Menurut dia, banyak fintech peer-to-peer (P2P) lending ilegal saat ini akibat tingginya demand masyarakat.
Pihaknya terus mendorong masyarakat memilih dari 99 fintech yang sudah terdaftar di OJK jika mau melakukan pinjaman.
’’Agar masyarakat terlindungi dan tidak masuk ke dalam kerugian oleh fintech ilegal dan investasi ilegal ini,’’ tutur Tongam.
Kerugian akibat investasi bodong pada 2008–2018 diperkirakan mencapai sekitar Rp 88,8 triliun.
- Flip Checkout Hadir untuk Memudahkan Bisnis Terima Pembayaran Online
- Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia, PINTU Perluas Edukasi Pasar
- AIGL Masuk Daftar Perusahaan Teknologi dengan Pertumbuhan Tinggi di Asia Tenggara
- Terlibat Penipuan Investasi Bodong, WN Nigeria Ini Bakal Dideportasi Imigrasi Bandung Besok
- Mental Bunga Zainal Terganggu Seusai Tertipu Rp 15 Miliar
- Bohongi Suami Hingga Korbankan Dana Pendidikan Anak, Bunga Zainal Sesenggukan Cerita Tertipu Investasi Bodong