Investasi China di Indonesi Meroket, Defisit Perdagangan Melebar

Data Kementerian Kepabeanan China (GACC) menyebutkan, selama periode Januari-November 2019 nilai perdagangan kedua negara tercatat 72,42 miliar dolar AS atau lebih rendah daripada data Badan Pusat Statistik RI yang mencapai 72,66 miliar dolar AS.
Indonesia menempati peringkat ke-16 negara tujuan ekspor China yang pada periode tersebut totalnya mencapai 40,99 miliar dolar AS atau naik 4,02 persen (year on year).
Di sisi lain, Indonesia menempati posisi ke-15 negara pengekspor ke China dengan nilai 31,42 miliar dolar AS yang didominasi oleh kelapa sawit, batu bara, dan buah tropis.
Dari sektor pariwisata, Indonesia kembali gagal memenuhi target penerimaan kunjungan wisatawan asal China. Pada Januari-Oktober 2019 hanya menerima 1.817.130 kunjungan atau berkurang 6,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang mencapai 1.950.125 kunjungan.
Kementerian Pariwisata RI telah mematok target 3 juta kunjungan wisatawan asal China pada 2019 atau lebih tinggi dari target 2018 sebesar 2,5 juta.
"Bagi masyarakat sini perang dagang AS-China yang berkepanjangan telah menciptakan ketidakpastian ekonomi sehingga akan memperlambat pertumbuhan wisatawan China ke luar negeri, termasuk Indonesia," kata Dubes Djauhari. (antara/jpnn)
Diplomasi ekonomi Indonesia selama 2019 di Tiongkok berhasil meningkatkan nilai inbound investasi sebesar 81,3 persen.
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan
- Pemerintah Perlu Mengambil Langkah Konkret Untuk Mendorong Masuknya Arus Investasi Asing
- Gubernur Jateng Tawarkan Langsung Investasi kepada 100 Investor dari 5 Negara
- Jangan FOMO Investasi Emas, Sebelum Tahu Soal Ini
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Pembangunan Jateng Andalkan Investasi, Gubernur Ahmad Luthfi: Tingkatkan Pelayanan
- Prabowo Sebut Pemerintah Qatar Bakal Investasi USD 2 Miliar untuk Danantara