Investasi di Lego dan Mainan Antik Lainnya Tak Kalah Menjanjikan dari Saham, Ini Alasannya
Rafal Skowron dari Liverpool di negara bagian New South Wales sudah menghabiskan $80 ribu, atau lebih dari Rp800 juta, untuk membeli mainan imipian masa kecilnya: Lego.
Dalam empat tahun terakhir, nilai koleksinya sudah meningkat hampir dua kali lipat menjadi $158 ribu atau lebih dari Rp1 miliar. Ini dilihat berdasarkan harga pasaran Lego bekas yang sudah tidak diproduksi lagi.
Koleksi Lego-nya bermula dari tahun 2004 dengan set Star Wars Endor Base, sebagai hadiah untuk Oskar, anaknya yang berusia lima tahun.
Tetapi baru pada tahun 2017 membeli Lego menjadi "kecanduan serius" baginya dan anaknya.
"Untuk membeli setiap produk Lego Star Wars, kami begadang sampai tengah malam untuk menunggu koleksi terbaru dan melakukan pembelian senilai ribuan dolar dari uang hasil jerih payah kami," kata Rafal.
Selain menyicil kredit rumah, sisa tabungan keluarganya dihabiskan untuk membeli set Lego terbaru dan atau yang sudah antik dan langka.
"Saya melihat investasi kami untuk mainan Lego tidak hanya menarik tetapi juga jauh lebih berharga dibandingkan saham dan cryptocurrency," kata Rafal.
"Karena ini bukan hanya investasi masa depan, tetapi juga karena jadi hobi keluarga, sesuatu yang kami semua suka."
Studi di Rusia menunjukkan harga koleksi Lego yang sudah tidak diproduksi bisa naik sebesar 11 persen per tahun
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia