Investasi Hilir Industri Mamin Pesat, Hulu Stagnan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan, laju pertumbuhan investasi sektor hilir industri makanan dan minuman (mamin) begitu pesat beberapa tahun belakangan.
Namun, pertumbuhan investasi sektor hulu masih stagnan.
’’Kalau saya lihat, rata-rata investasi industri mamin (makanan dan miniman, Red) di Indonesia hanya Rp 17 miliar dan banyak yang di hilir. Hulunya dari dulu begitu-begitu saja, tidak ada investasi baru. Akhirnya industri mamin semakin bergantung kepada bahan baku impor,’’ kata Adhi, Jumat (29/9).
Menurut dia, sekitar 80 persen permintaan bahan baku industri terpenuhi dari pasokan barang impor.
Sebab, industri hilir mamin membutuhkan berbagai produk ekstraksi, perasa, pemanis, dan bahan pangan dalam jumlah besar.
Namun, kapasitas produsen bahan baku lokal tidak mampu memenuhi angka permintaan tersebut.
’’Bahan baku di kita itu ada, tetapi jumlahnya tidak masif. Contohnya, gula, garam, flavor, pewarna, dan terigu,’’ paparnya.
Kebutuhan yang paling utama bagi industri hilir mamin adalah gula, terigu, dan garam.
Laju pertumbuhan investasi sektor hilir industri makanan dan minuman (mamin) begitu pesat beberapa tahun belakangan.
- Indofood Berbagi Inspirasi Bisnis dan Kreasi Kuliner di SIAL Interfood 2024
- GAPMMI Dukung Kemudahan Regulasi untuk Majukan Industri Makanan dan Minuman
- Bamsoet Dorong Pengusaha Industri Makanan dan Minuman Memanfaatkan Kemajuan Teknologi
- GAPMMI Optimistis Industri Makanan dan Minuman Pada 2024 Terus Bertumbuh
- Bamsoet Sebut Kreativitas & Inovasi Tingkatkan Daya Saing Industri Makanan dan Minuman
- Kerry Mewujudkan Industri Makanan dan Minuman yang Berkelanjutan