Investasi Rp53 Triliun Masuk Indonesia Timur
jpnn.com - JAKARTA - Selama ini, roda perekonomian di kawasan Indonesia Timur (Intim) melaju lebih lambat dibanding kawasan Barat. Akibatnya, kesenjangan ekonomi kian lebar. Tapi, kini Indonesia Timur punya kesempatan melaju lebih kencang.
Deputi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian Lucky Eko Wuryanto mengatakan, beberapa investor kini antre masuk ke wilayah Intim seiring berlakunya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bitung (Sulawesi Tenggara) dan Palu (Sulawesi Tengah). "Komitmen dari calon investor sudah mencapai Rp 53 triliun," ujarnya Jumat (26/7).
Menurut Lucky, enam investor besar sudah siap menanamkan modal di KEK Palu, ditambah beberapa investor skala kecil dan menengah yang juga siap mengucurkan modal. Beberapa sektor yang dibidik adalah smelter atau pengolahan hasil tambang, logistik, karet, elektronik, serta produsen otomotif Volvo. "Nilai investasi sekitar Rp 40 triliun," katanya.
Untuk KEK Bitung, salah satu investor yang siap masuk adalah PT Weda Bay Nikel yang akan membangun pusat logistik dan alat-alat pertambangan di lahan seluas 22 hektare. "Total investasi di Bitung sekitar Rp 13 triliun," ucapnya.
Menurut Lucky, para investor juga menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perusahaan lokal, serta pemerintah daerah. Proyek investasi mulai dijalankan begitu KEK Palu dan Bitung sudah ditetapkan pemerintah. "Kemungkinan tahun depan akan mulai dibangun (proyek investasinya)," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, sembari menunggu keluarnya peraturan pemerintah (PP) terkait penetapan Palu dan Bitung sebagai KEK, pemerintah akan mengembangkan infrastruktur di dua wilayah tersebut. "Misalnya jalan tol atau akses jalan ke berbagai wilayah lain di Sulawesi," katanya.
Selain jalan, pemerintah akan membangun infrastruktur penunjang lainnya seperti jaringan listrik dan suplai air bersih. Pemerintah menganggarkan Rp 1,7 triliun untuk pengembangan infrastruktur di Palu dan Rp 2,3 triliun untuk Bitung. "Pemerintah juga akan memberi insentif fiskal untuk para investor," ucapnya. (owi/oki)
JAKARTA - Selama ini, roda perekonomian di kawasan Indonesia Timur (Intim) melaju lebih lambat dibanding kawasan Barat. Akibatnya, kesenjangan ekonomi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024